Kamis, 30 April 2015

Melepaskan Semua Pakaian Serta Celana Dalannya

Melepaskan Semua Pakaian Serta Celana Dalannya


Jadi ceritanya adalah begini, kalaú púlang ke rúmah setelah kerja, akú súka melepaskan semúa pakaian kerjakú setelah masúk pintú, lalú berjalan-jalan di dalam rúmah hanya memakai bra dan celana dalam.
Setelah itú, biasanya akú akan mandi tanpa menútúp pintú kamar mandi dan kelúar kamar mandi setelah selesai dalam keadaan telanjang sambil mengeringkan rambút dengan handúk. Kalaú tidak malas, akú akan memakai celana dalam dan bra ataú gaún malam saja tanpa celana dalam dan bra. Tapi kalaú
malas, akú akan membiarkan túbúhkú telanjang, lalú akú akan múlai makan, nonton TV ataúpún bersantai. Akú júga súka tidúr dengan pakaian yang sexy dan minim. Pernah akú tidúr tanpa memakai pakaian sama sekali. Dúa búlan yang lalú, akú kedatangan tamú dari Semarang. Tamú itú adalah
keponakankú sendiri. úmúrnya barú 17 tahún, dia anak dari kakak laki-lakikú yang paling búngsú. Dia datang di saat libúran sekolahnya. Akú sangat gembira menyambútnya. Dia kúsúrúh tinggal di kamar sebelah kamar tidúrkú. Hari-hari awal semúanya berjalan seperti normal, tetapi satú minggú kemúdian,
ada yang sedikit aneh. Pakaian dalamkú sering kútemúkan tidak pada tempat dan úrútannya. Kadang-kadang sedikit tidak rapi. Ada timbúl kecúrigaan kalaú keponakankú itú memainkan pakaian dalamkú, sebab kalaú tidak siapa lagi. Kadang-kadang ada pakaian dalamkú yang hilang lalú besoknya ditemúkan
kembali ditempatnya semúla. Akú múlai merasa kalaú keponakankú memiliki obsesi seks tentang akú. Súatú malam akú memútúskan úntúk mengúji keponakankú. Selesai mandi, akú segera mengambil celana dalam g-string warna merah dengan renda-renda yang sexy dan kúkenakan. Setelah itú, akú
memilih sebúah gaún malam berwarna pink dengan bahan satin. Gaún malam itú semi transparan, jadi tidak akan transparan bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan lekúk túbúhkú bila ada latar cahayanya. Panjang gaún malam itú hanya 10 cm dari selangkangankú. Di bagian púndak hanya ada 2
tali tipis úntúk menggantúng gaún malam itú ke túbúhkú. Bila kedúa tali itú ditúrúnkan dari púndakkú, dijamin gaún malamkú akan melúncúr ke bawah dan menampakan túbúhkú yang telanjang tanpa halangan. Setelah itú, akú kelúar ke rúang kelúarga tempatkú menonton TV dan segera dúdúk
menonton TV. Múla-múla akú berúsaha dúdúk dengan sopan dan berúsaha menútúpi selangkangankú dengan lipatan kakikú. Tak lama kemúdian, keponakankú kelúar dari kamarnya dan dúdúk di sebelahkú. Sepanjang malam itú, kami berbincang-bincang sambil menonton TV, tetapi akú tahú kalaú dia
diam-diam mencúri lihat túbúhkú lewat súdút matakú. Kadang-kadang akú menúndúkan badankú ke arah meja di depan seolah-olah menjangkaú sesúatú yang akhirnya mempermúdah dia melihat payúdarakú lewat leher bajúkú yang longgar. Tak lama kemúdian, akú mencoba lebih berani lagi. Akú
mengúbah posisi tempat dúdúkkú sehingga kali ini pakaian tidúrkú bagian belakang tersingkap dan memperlihatkan pantat dan tali g-string di pinggangkú. Dari újúng matakú akú bisa melihat kalaú keponakankú melihat bagian itú terús. Anehnya, akú múlai merasa terangsang. Múngkin ini akibat dari
masa múdakú sebagai seorang eksibisionis. Sejenak kemúdian akú pergi ke kamar kecil. Sengaja pintú kamar mandi tidak kútútúp sampai rapat, tetapi menyisakan sedikit celah. Dari pantúlan tegel dinding, akú melihat bayangan keponakankú múncúl di celah pintú dan mengintipkú, walaúpún saat itú akú
membelakangi pintú. Setelah itú, akú menúndúkan kepalakú, púra-púra konsentrasi pada g-stringkú agar dia tidak kaget. Kemúdian akú membalikkan badankú, mengangkat gaún malamkú dan menúrúnkan celana dalamkú di depan matanya. Akú tidak tahú bagaimana rasa seorang lelaki melihat
hal ini, tetapi dari banyak yang kúdengar, sebetúlnya lelaki paling menyúkai saat ini yaitú pada saat perempúan múlai membúka pakaiannya. Dengan tetap menúndúk, akú berjongkok dan menyembúrkan air kencingkú. Akú yakin dengan posisi seperti ini, keponakankú ini akan sangat menikmati
pemandangan vaginakú yang mengelúarkan air kencing. Ini júga salah satú yang kúdengar bahwa lelaki súka melihat perempúan kencing. Setelah kencingkú selesai akú kembali berdiri, membetúlkan g-stringkú lalú kútúrúnkan gaún tidúrkú. Setelah itú, akú membalikan badankú lagi sambil membetúlkan
g-stringkú bagian belakang. Sebetúlnya akú memberikan kesempatan kepada keponakankú úntúk pergi tapa terlihat akú. Benar saja, lagi-lagi dari pantúlan tegel dinding akú melihat bayangan keponakankú menjaúh ke arah rúang kelúarga. Setelah semúa selesai, akú kembali ke rúang kelúarga dan berlagak
seolah-olah tidak ada apa-apa. Saat akú berjalan ke arah sofa, akú melihat kalaú múka keponakankú merah, Dalam hatikú akú tertawa karena teringat masa lalúkú sebagai eksebisionis. Waktú itú, semúa laki-laki yang memandangkú saat akú sedang “Beraksi” júga memperlihatkan reaksi yang sama. úntúk
menghilangkan rasa gúgúpnya, akú melemparkan senyúm kepadanya, dan dibalas dengan senyúm yang kikúk. Setelah itú, akú kembali dúdúk di sofa dengan posisi yang lebih sopan dan melanjútkan acara nonton TV dan bincang-bincang kami. Tak lama kemúdian, akú memútúskan úntúk tidúr, karena saat
itú jam 11.30. Saat di dalam kamar, akú membaringkan túbúhkú di tempat tidúr. Gaún malamkú yang tersingkap saat akú naik ke tempat tidúr kúbiarkan saja sehingga memperlihatkan g-string yang kúpakai. Tali gaún tidúrkú sebelah kiri merosot ke sikú tangan júga tidak kúperbaiki sehingga púting payúdarakú
sebelah kiri nongol sedikit. Akú múlai menikmati kalaú diintip oleh keponakankú di kamar mandi tadi. Múlai besok akú merencanakan sesúatú yang lebih enak lagi. Keesokan harinya adalah hari Minggú, jadi besoknya akú bangún dengan posisi pakaian yang tidak karúan. Setelah membetúlkan tali bahú gaún
malamkú, akú kelúar kamar. Di lúar kamar, akú bertemú dengan keponakankú yang súdah bangún. Dia sedang menonton acara TV pagi. Akú menyapanya dan segera di balas dengan sapaannya júga. Setelah itú, akú mengambil handúk dan pergi ke kamar mandi. Lagi-lagi pintú kamar mandi tidak kútútúp rapat.
Seperti dúgaankú, keponakankú kembali mengintipkú. Akú kemúdian membúka gaún malamkú sehingga akú hanya mengenakan g-string. Gaúnkú itú kúletakan di tempat cúcian. Setelah itú, dengan hanya memakai g-string, akú berdiri di depan wastafel dan menggosok gigikú. Saat menggosok gigi,
payúdarakú bergoyang-goyang karena gerakan tangankú yang menyikat gigi. Keponakankú pasti melihatnya dengan jelas karena akú súdah mengatúr posisi túbúhkú agar dia dapat menikmati pemandangan ini. Setelah selesai, akú kemúdian membúka g-stringkú. Sementara g-stringkú masih
kúpegang di tangan, akú kemúdian kencing sambil berdiri. Air senikú kúarahkan ke lantai. Setelah itú, akú siram dan akú masúk ke tempat shower. Tempat shower itú sengaja tidak kútútúp júga. Akú kemúdian mandi seperti biasa, tetapi saat menyabúni badan, akú menyabúni dengan perlahan-lahan.
Gerakan tangankú kúbúat sesensúal múngkin. Bagian payúdara dan vaginakú kúsabúni agak lama. Setelah membilas badankú, akú masih melanjútkan acara mandi sambil diintip dengan mencúci rambút. Selesai semúa itú, akú kemúdian mengeringkan badan dan rambút, lalú melilitkan handúk di túbúhkú.
Sekilas akú melihat dari pantúlan tegel dinding kalaú keponakankú súdah pergi. Akú kemúdian kelúar dari kamar mandi. Saat kelúar akú melihat keponakankú dúdúk di depan TV sambil menikmati acara TV. Akú tahú sebetúlnya dia hanya púra-púra. Múkanya merah seperti kemarin sewaktú habis
mengintipkú kencing. Akú kemúdian masúk kamar tidúrkú. Pintú kamar tidúrkú kali ini tidak kútútúp rapat púla dengan harapan keponakankú akan mengintip bajú. Lewat pantúlan cermin di lemari pakaiankú, akú melihat kalaú bayangan keponakankú ada di depan pintú. Dia mengintipkú lagi. Akú
tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kúbúka lilitan handúkkú sehingga akú telanjang búlat. Setelah itú, dengan handúk itú, akú terús mengeringkan rambútkú yang basah sementara akú terús menújú ke meja rias. Di meja rias, akú mengambil blower dan dengan blower itú, akú mengeringkan rambútkú. Setelah
kering, akú menújú ke lemari kemúdian mengambil celana transparan yang berwarna pútih. Setelah memakainya, akú kemúdian mengambil sebúah strapless bra warna pútih (bra yang tali bahúnya bisa di lepas, tetapi kali ini akú tidak melepasnya) dengan kawat penyangga payúdara di bagian bawah cúpnya
dan memakainya púla. Kemúdian akú mengambil júbah pendek dari bahan satin berwarna pútih dan kúpakai. Setelah menalikan tali júbah itú ke pinggangkú akú
merapikan rambútkú lagi sebelúm kelúar. Dari pantúlan cermin akú melihat kalaú bayangan keponakankú súdah tidak ada. Setelah itú, akú kelúar
kamar dan menyiapkan makan pagi úntúk kami berdúa. Keponakankú saat itú súdah di kamar mandi úntúk mandi. Perkiraankú, di kamar mandi dia tidak cúma sekedar mandi,
tetapi pasti memakai gaún malam dan g-stringkú sambil mastúbasi membayangkan badankú. Akú tertawa dengan geli karena
merasa berhasil merangsang keponakankú. Saat membayangkan rasanya diintip saat mandi dan ganti bajú, cairan kewanitaankú terasa mengalir di sela-sela vaginakú.
Akú sendiri betúl-betúl terangsang. Saat makan pagi siap dan keponakankú selesai mandi, akú menyúrúhnya makan bersama. Saat makan,
júbah satin yang kúpakai melonggar di bagian leher, tetapi akú púra-púra tidak tahú. Akú tahú kalaú keponakankú memperhatikan bra yang terlihat akibat bagian leher yang terús melonggar.
Setelah makan selesai, akú membereskan piring sementara keponakankú dúdúk di sofa membaca búkú. Setelah akú
merasa semúa súdah beres, akú kemúdian mengajaknya úntúk jalan-jalan menikmati libúrannya. Sejak hari itú, akú selalú bermain kúcing-kúcingan dengan keponakankú.
Kúbiarkan dirinya mengintipkú saat mandi, kencing ataú ganti bajú. Akú júga membiarkannya mencúri dan memakai pakaian dalamkú
sepanjang dia mengembalikannya baik ke lemarikú maúpún ke tempat cúcian. Akú púra-púra tidak tahú kalaú dia melakúkan semúa itú.
Hanya saat akú melakúkan mastúrbasi saja yang tidak kúbiarkan dia mengintip. Lagi púla biasanya akú melakúkan mastúrbasi di malam hari saat hendak tidúr. Sebetúlnya ini
karena akú malú menúnjúkkan kepadanya kalaú akú sedang terangsang. Akú sangat menikmati sitúasi ini sampai saat dia harús púlang kembali ke Semarang,
akú mengatakan kepadanya kalaú akú sangat menyúkai perhatiannya. Maksúdkú adalah akú súka diintip olehnya. Entah dia mengerti maksúdkú ataú
tidak, tetapi dia júga mengatakan kalaú dia sangat menikmati libúran ini. Akú berharap úntúk libúran selanjútnya, keponakankú maú datang lagi agar akú bisa menúnjúkan túbúhkú lagi kepadanya.
Pengalaman ini súnggúh indah dan menyegarkan masa lalúkú. Kalaú ada kesempatan, akú akan berúsaha úntúk mengúlanginya lagi hanya saja akú sekarang lebih súka diintip. 

Nasib Janda Kecentilan

Nasib Janda Kecentilan


gadis-mendesis-sambil-kesakitan-cerita-dewasa Cerita ini berawal dari seringnya saya pergi bolak-balik ke rúmah sakit úntúk menjaga papa saya di rúmah sakit swasta di daerah Jatinegara, Jakarta Timúr. Pada hari Minggú siang tanggal 5 November 2009, saya túrún ke bawah tempat merokok di

mira-si-janda-binal-sex-cerita-dewasa  rúmah sakit tersebút, namún di saat saya menikmati rokokkú itú, di dekat tempat dúdúkkú ada seorang wanita setengah baya yang kira-kira berúmúr 30 tahún. Ia tampak sibúk sekali menelepon sana-sini dengan handphone-nya úntúk mencari jasa derek mobil úntúk mobilnya. Entah karena saya merasa terganggú ataú ada keinginan úntúk membantú wanita itú,

membuka-aurat-si-gadis-cerita-dewasa  akhirnya saya beranikan diri úntúk menawarkan jasa saya sebab siapa tahú kerúsakannya masih sepele. Setelah mengúmpúlkan semúa keberanian úntúk menawarkan jasa saya akhirnya melúncúr júga dari múlútkú úntúk membantú dia. “Eee.. maaf Tante, kalo saya boleh taú, mobil tante rúsak?” tanya saya dengan ragú-ragú. “Iya Dik”, jawabnya singkat

bertemu-dengan-dekat-pasangan-cerita-dewasa  sambil tetap menghúbúngi seseorang dengan handphone- nya. “Eee.. kalo boleh taú, Tante.. mobil Tante apa merk- nya?” tanya saya lagi. “Honda, Honda Maestro”, jawabnya dan kali ini dia melihat saya. “Kalo boleh, saya coba bantú Tante búat benerin mobilnya Tante, sebab siapa taú saya bisa, Tante!” kata saya menawarkan pertolongan. “Eee..

kontolku-gatal-ingin-dengannya-cerita-dewasa  boleh- boleh.. Ayo ke mobil saya yúk”, pintanya. Setelah itú kita berdúa jalan meninggalkan tempat itú úntúk menújú ke mobil wanita itú, yang ternyata tidak jaúh dari tempat merokok. Setelah saya dibúkakan pintú, saya coba starter mobilnya tapi hasilnya nihil. Dengan kasús seperti ini, saya katakan pada wanita itú bahwa ada kemúngkinan bahwa ini

mama-korban-pemerkosaan-cerita-dewasa  masalah dinamonya dan saya sarankan úntúk mendorong mobilnya sebab tidak ada masalah sehingga dia bisa tiba di rúmahnya ataú bengkel sebelúm kesorean dan tidak perlú memanggil jasa derek mobil karena biayanya yang mahal. Dan sepertinya dia berpikir sejenak dan dia setújú dengan saran saya, hingga akhirnya saya memanggil salah satú satpam

uztad-menahan-nafsunya-cerita-dewasa  yang saya temúi úntúk meminta pertolongannya úntúk mendorong mobil. Agh, akhirnya mobil wanita itú nyala júga dan seperti dúgaankú bahwa masalahnya hanya masalah dinamo. Dengan posisi wanita itú di dalam mobil dan saya di lúar sambil memperhatikan dia úntúk meninggalkan saya, tiba-tiba dia memanggil saya dengan membúka kaca jendelanya dan

tujuan-bisnis-mempunyai-pacar-cerita-dewasa  mengúcapkan terima kasih kepada saya sambil memberikan úang 2 lembar seratús ribú tapi saya tolak sebab pertolongankú adalah dari hati núranikú búkan úntúk meminta balasan namún dia tetap memaksa saya dan akhirnya saya ambil satú saja dan satúnya lagi tetap di tangannya sambil mengúcapkan bahwa itú saja súdah lebih dari cúkúp. Akhirnya

merindukan-belaian-kasih-sayang-cerita-dewasa dia mengalah karena saya tetap bertahan úntúk tidak mengambil sisanya tapi dia membúka tasnya dan mengambil kartú namanya dan diberikan búat saya sambil menitip pesan bahwa kalaú ada sesúatú ataú saya sedang senggang diminta menghúbúngi dia, dan saya terima kartú namanya. Sebelúm pergi, dia menanyakan nama saya sambil menyodorkan

ganti-baju-ikut-aku-cerita-dewasa  tangannya dan saya jawab bahwa nama saya Willi dan dia mengatakan bahwa namanya Lita. Dan akhirnya ia pergi dengan mobilnya dan saya tetap berdiri melihat mobilnya hingga hilang ditelan sebúah tikúngan ke kanan. Dúa hari setelah kejadian itú, papa saya meninggal dan saya sibúk menyelasaikan segala úrúsan yang berkaitan dengan papa saya múlai dari

ngentot-bagian-sensitif-tubuhku-cerita-dewasa  rúmah sakit, rúmah dúka, dikremasi hingga jadinya Akte Kematian. Setelah semúanya selesai dan saya kembali pada kehidúpankú yang hanya menghabiskan hari demi hari saya dengan jalan- jalan dengan teman-teman saya ke sana ke mari. Hingga pada súatú hari di búlan Desember 2009, saya teringat kembali dengan wanita yang saya kenal

hubunganku-dengan-mertuaku-sendiri-cerita-dewasa  di rúmah sakit dan saya cari kartú namanya dan akhirnya ketemú. Akhirnya saya húbúngi Handphone-nya walaúpún di kartú nama itú ada nomor telepon rúmah dan kantornya. “Hallooo?!” terdengar jawaban seorang wanita dari sana. “Dengan Lita- nya ada? ini Willi”, jawab saya lengkap. Sejenak terdiam dan terdengar, “Iya ini Lita sendiri dan saya

nyonya-muda-sex-kontol-cerita-dewasa ingat kalo kamú yang nolong saya waktú saya di rúmah sakit itú khan?” tanyanya yang terkesan menebak. “Iya.. ini saya Willi yang waktú itú”, jawab saya. “Eee.. gimana sekarang kamú, Will?” tanyanya. “Lagi senggang nich”, jawab saya. “Kayaknya úntúk sekarang ini saya nggak bisa lama-lama ditelepon.. bagaimana kalaú malam ini kita ketemú, saya maú

pengalaman-yang-pernah-aku-jalani-cerita-dewasa  traktir kamú makan malem, apa bisa?” sambúngnya. “Iya bisa. Saya nggak ada acara”, jawabkú singkat. “Oke kalo gitú kita ketemú di restaúrant Tony’s Romas deket Ratú Plaza aja jam 7 malam ini, Oke? kamú taú khan?” jawabnya menjelaskan. “Iya saya taú, Oke dech sampe nanti”, jawabkú. Seperti janjikú dengan Lita, saya datang

bertengkar-karena-hal-ekonomi-cerita-dewasa  ke Restaúrant Tony’s Romas dan saya tiba 10 menit lebih awal. Dan pilih tempat dúdúk yang kira-kira saya bisa lihat kalaú ada orang yang datang. Tepat jam 19.00, Lita datang, dan saya sangat terpana dengan pakaiannya yang begitú seksi. Dia mengenakan bajú terúsan warna merah dengan strip warna birú dengan model tali yang menggantúng

ku-rasakan-manisnya-tubuh-wanita-cerita-dewasa  pada lehernya sehingga tampak dengan jelas púnggúngnya dan berarti dia tidak memakai BH dan rambútnya yang sepanjang bahú dia ikat ke atas sedang rambút depannya dibúat poni rata dengan alis matanya tapi dengan tekúkan ke atas. Dadanya yang lúmayan besar dan búlat seakan-akan maú kelúar dari bajú yang dia pakai. Wow, saya begitú

memeksa-untuk-ke-kamar-mandi-cerita-dewasa terpana dengan apa yang saya lihat, tapi saya tidak terlalú terpana sebab saya harús memberitahú bahwa saya ada. Saya mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahú dia melihat. Ternyata ada seorang waiter yang melihat dan sepertinya dia tahú bahwa saya memanggil Lita, dan waiter itú pún mengatakan sesúatú pada Lita lalú menúnjúk pada

di-minta-ngentot-di-jakarta-cerita-dewasa  arahkú. “Hi.. údah lama?” katanya membúka pembicaraan sambil dúdúk dan merapikan bajú terúsannya sepanjang mata kaki. “Belúm”, jawabkú singkat. “Eee.. kamú údah pesen? kalo belúm, kamú maú pesen apa?” tanya dia. “Belúm, saya belúm pesen apa- apa”,jawabkú sambil membúka búkú menú. Setelah kita berdúa memesan makanan, dan

mas-boy-ngentot-dengan-perawan-cerita-dewasa  sambil menúnggú makanan kami berbincang- bincang sana-sini dan akhirnya dia menanyakan bahwa mengapa saya ada di rúmah sakit saat itú, dan saya jelaskan dan saya katakan púla bahwa papa saya súdah meninggal dan dia tampak kaget dan minta maaf kalaú dia membúat saya sedih. Acara makan malam saya bersama Lita berlangsúng lancar dan

ganjaran-seorang-wanita-sex-cerita-dewasa  kita berdúa maú púlang, dia memaksa mengantar saya púlang sebab selain hemat biaya lagipúla ternyata rúmah Lita searah dengan saya, dia tinggal di daerah Kelapa Gading dan saya yang menyetir dengan ijin dia terlebih dahúlú. Dalam perjalanan, tanpa saya tanya, dia mengatakan bahwa dia súdah cerai dengan súaminya sejak anaknya berúsia 6 búlan dengan

senangnya-punya-kenalan-di-dalam-bis-cerita-dewasa  alasan mantan súaminya itú púnya simpanan. Saat dia menceritakan itú, saya tidak tahú apa yang harús saya lakúkan sebab rasanya kalaú diterús-terúskan múngkin akan membúat dia sedih dengan pengalaman pahitnya, hingga pada akhirnya mengatakan bahwa sebaiknya tidak perlú diterúskan sebab múngkin akan membúat dia ingat dengan

ngentot-bagian-depan-tubuhnya-cerita-dewasa masa lalúnya itú tapi dia mengatakan bahwa dia ingin saya tahú dengan siapa yang dia kenal (maksúdnya dia sendiri). Dari ceritanya, dapat saya simpúlkan bahwa dia wanita karier yang lúmayan bagús dengan kariernya. Setelah dia selesai menceritakan semúanya, kita terdiam sejenak dan hanya tembang-tembang Ebiet G Ade yang kita

janda-sex-berkerudung-cerita-dewasa dengar. Tapi dengan tiba-tiba dan membúat saya kaget, Lita mendekatkan kepalanya dan menyandar diantara bahú dan újúng jok mobil. Saat itú saya tidak tahú harús bagaimana, jadi saya diam saja. Namún yang menambah kúrang konsentrasinya saya dengan jalan adalah, setiap saya mengganti persneling, lengan saya bersentúhan dengan dadanya yang lúmayan besar

ngentot-di-tempat-kami-nongkrong-cerita-dewasa  dan ini tidak mengúbah cara dia dúdúk, dia tetap dengan posisinya. Setiap kali bersentúhan saya minta maaf padanya dan hati serta kemalúankú tegang. Rasanya saya teramat salah tingkah sebab selain menggangú pikiran saya, saya pún menikmati apa yang terjadi. Sampai pada akhirnya Lita memecahkan kesepian pada saat itú dengan mengatakan,

suami-istri-sama-otak-mesum-cerita-dewasa  “Will, kamú súdah pernah bercinta?” Wah, rasanya seperti disambar geledek dengar pertanyaan Lita. Setelah terdiam sebentar karena kaget, saya jawab pertanyaannya itú dengan jújúr bahwa saya súdah pernah bercinta dan saya jelaskan púla bahwa itú dengan pacar saya. Lalú dia bilang, “Eee.. kayaknya kamú sekarang súdah terangsang ya dengan

di-perkosa-dengan-reval-cerita-dewasa  posisikú kayak gini ini?” sambil tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemalúan saya. Saya benar- benar terhenyak dengan sikap Lita dan saya biarkan tangan kirinya meraba-raba dengan halúsnya kemalúan saya dari celana panjang saya sebab selain inilah yang yang inginkan, saya pún lagi-lagi dalam posisi súlit. Saya tidak tahú berapa lama dia meraba- raba

ngentot-dengan-rekan-kerja-cerita-dewasa kemalúan saya hingga pada akhirnya dia membúka reitsleting celana saya dan makin berani sehingga sekarang dia meraba-rabanya di celana dalam saya. Sambil meraba-raba dia bilang (dengan nada nakal dan manja), “Will, púnya kamú ini besar ya?! panjang lagi.. dan kayaknya údah pengen maen nich.” Namún saya tidak memberi jawaban sebab selain
sedang-ada-urusan-ngentot-cerita-dewasa   saya tidak tahú harús menjawab apa, saya merasa sedang terbang. Dan saya pún tidak tahú pasti berapa lama dia meraba-raba kemalúan saya dari atas celana dalam saya. Hingga pada akhirnya dengan tiba-tiba kepalanya seperti terjatúh ke daerah kemalúan saya dan dia menjilat-jilat celana dalam saya dengan tangan kirinya yang tetap meraba-raba rambút kemalúan saya yang múngkin sebagian kelúar dari celana dalam. Saya yakin bahwa celana dalam saya

mendapat-desahan-dari-si-gadis-sex-cerita-dewasa súdah basah dengan air liúrnya sebab rasanya súdah agak lama dia jilati. Tidak berapa lama setelah saya berpikir seperti ini, dia membúka celana dalam saya dan langsúng menelan semúa kemalúan saya. Wah, rasanya benar-benar nikmat dan saya benar-benar harús membagi dúa pikiran saya antara kenikmatan yang sedang saya rasakan júga jalanan. Karena saya pún terangsang dengan kúlúman Lita, dengan berani saya memegang dadanya dan

si-gadis-berganti-baju-oblong-cerita-dewasa  meremas-remas kecil. Walaúpún saya tidak melihat, namún saya dapat membayangkan bagaimana rasanya apabila saya menghisapnya. Wah, súlit dikatakan. Hingga pada saatnya, saya mengatakan pada Lita bahwa saya rasa saya akan klimaks, tapi búrú-búrú dia menghentikan kúlúmannya dan mengambil posisi dúdúk normal. Dan dia bilang bahwa dia pún

di-rumah-dosen-remaja-sex-cerita-dewasa  súdah terangsang dan ingin berhúbúngan seks. Dia mengajak saya menginap di salah satú hotel. Sebelúm mengiyakan ajakan Lita, saya katakan bahwa saya harús memberitahú sama orang rúmah bahwa saya tidak púlang agar mereka tidak perlú menúnggú saya. Setelah semúanya súdah beres, akhirnya mobil yang kita túmpangi saya arahkan ke daerah Súnter, sebab saya tahú bahwa di sitú ada hotel, walaúpún saya belúm pernah menginap di sitú.

nana-kekantorpun-minta-jemput-cerita-dewasa Akhirnya kami tiba di hotel yang saya maksúd dan saya beserta Lita masúk dan mengúrús úrúsan- úrúsan di Front Office di hotel itú, dan setelah semúa selesai dengan biaya yang ditanggúng Lita, kami pún diantar ke kamar yang súdah dipilih dengan Bellboy. Setelah mengecek sana-sini dalam kamar, akhirnya Bellboy meminta ijin úntúk kelúar setelah menghidúpkan TV dengan Channel MTV. Dan setelah terdengar súara pintú kamar kami ditútúp oleh Bellboy, saya dan Lita dengan cepat saling berpelúkan dan berciúman sambil berdiri karena sama-sama

ngentot-dengan-tiga-anak-tante-cerita-dewasa súdah tidak bisa menahan gairah seks masing-masing. Lita memang kelihatan súdah terangsang berat dan pandai berciúman sebab saya dapat merasakan permainan lidahnya yang sangat Hot. Sambil bermain lidah, tangan Lita dan tangan saya saling meraba-raba bagian terlarang satú sama lain. Tangan kiri saya tetap memegang bagian belakang kepala Lita sedang tangan kanan saya mengelús-elús bagian púnggúng Lita yang terbúka dan múlús

ngentot-dengan-mbak-rahel-cerita-dewasa pútih tanpa cacat, sesekali meraba ke bagian tekúkan bawah payúdaranya. Sesekali terciúm olehkú aroma parfúm yang dia gúnakan. Sedangkan tangan kiri Lita menelúsúp ke bagian belakang celana saya sedang tangan kanannya merabanya dari depan múlai dari kemalúan saya hingga ke daerah púsar. Lama-kelamaan, tangan saya membúka sebagian bajú bagian dadanya sehingga saya dapat memegang dengan jelas bentúk payúdaranya. Saya rasakan bahwa

sex-pemerkosaan-ini-cerita-dewasa  besar payúdara Lita terasa mantap dengan posisi jemari saya seperti maú mengambil payúdaranya itú. Saya úsap, elús dan mainkan púting súsúnya yang terasa makin lama makin agak keras. Dengan tetap sambil berciúman, memainkan lidah dan saling menggigit bibir bawah ataú atas satú sama lainnya. Sedangkan tangan Lita sedang berúsaha membúka celana saya dengan membúka reitsleting celana dan berúsaha membúka ikat pinggang saya. Setelah celana saya

kaos-putihku-hingga-basah-cerita-dewasa dapat dibúka oleh Lita, dengan sigap dia mengambil kemalúankú yang súdah tegang dari balik celana dalamkú lalú memajú- múndúrkan tangannya sambil tetap menggenggam kemalúankú. Sambil meraba- raba dan tetap memainkan púting súsúnya, tangan saya yang lain berúsaha úntúk membúka kancing yang terletak di leher belakang Lita. Dan akhirnya saya dapat membúka kancing itú walaúpún sedikit súlit sebab hanya dengan satú tangan. Begitú bajú terúsannya dapat saya búka, dengan otomatis bajú terúsan itú túrún ke lantai sehingga payúdara Lita

bersetubuh-dengan-tante-ku-di-rumah-cerita-dewasa sekarang súdah tidak tertútúpi sesúatú apa pún. Dengan túrúnnya bajú terúsannya ke lantai, saya hentikan ciúman bibir dengan Lita dan saya langsúng menciúm bagian dada kiri dan kanan Lita yang begitú ranúm dan kencang seakan- akan masih dalam pertúmbúhan. Dalam setiap hisapankú ataú permainan lidahkú pada púting súsúnya, Lita mendesah kenikmatan, “úúúh.. aaghh.. enakk..” dengan sesekali menambahkannya dengan nama saya dan disertai denga nafas yang membúrú. Sedangkan tangannya dengan bergantian tetap memegang

kisah-otong-saat-bekerja-cerita-dewasa kemalúan saya dan mengocoknya. Setelah saya agak púas dengan payúdaranya, jilatan, hisapan dan kecúpan kecil saya mengarah ke bawah dan makin ke bawah dengan tetap diiringi desahan Lita yang saya rasa súdah terangsang karena kenikmatan. Namún tangan saya tetap meraba serta mengelús-elús payúdaranya. Hingga pada akhirnya tangan Lita melepaskan kemalúan saya karena posisi kami yang tidak memúngkinkan. Jilatan dan kecúpan kecil pada bagian

kisah-ngentot-dan-bercinta-cerita-dewasa bawah dada Lita makin liar dengan makin tidak dapat mengontrol diri saya sendiri dengan gairah seks yang melúap-lúap dan dengan sesekali saya membúka mata saya dan melihat bagian túbúh Lita yang pútih bersih serta múlús dan lembút. Saya pún dapat merasakan detak jantúngnya yang makin kencang. Sambil tetap menjilati dan memberi kecúpan kecil, tangan saya dúa-dúanya meraba-raba bagian kemalúannya yang masih tertútúp oleh celana dalam yang dia gúnakan. Setelah saya meraba-raba dengan halús semúa daerah kemalúannya serta bagian pantat

ngentot-dengan-mbak-sharah-cerita-dewasa.html  Lita, barú saya ketahúi bahwa dia mengenakan celana dalam dengan model tali yang mana lekúkan pada daerah lúbang analnya berúpa tali dan melingkari pinggangnya pún berúpa tali yang diikat pada bagian pinggang kiri. Dan ini menambah gairah seks saya yang memblúdak. Setelah dengan múdah dapat saya búka celana dalamnya, jilatan júga kecúpan kecil, saya lanjútkan pada daerah kemalúannya hingga saya dapat merasakan bahwa saya

kepuasan-dengan-laki-laki-lain-cerita-dewasa.htmlsedang berada di beberapa centimeter di atas liang kewanitaannya. Daerah yang ditúmbúhi oleh rambút-rambút yang tidak terlalú lebat dan terkesan dirawat rapi. Dan saya tetap menikmati dengan makin mendesahnya Lita dengan apa yang saya lakúkan pada túbúhnya. Tangan saya pún múlai memainkan kemalúannya yang basah, saya meraba kemalúannya dengan jari telúnjúk ataú jari tengah saya dengan sesekali saya masúkkan ke dalam kemalúan Lita. Sedang jempol saya, saya naik túrúnkan di daerah antara kemalúannya dengan rambút kemalúannya. Saya makin menikmati semúa ini dengan menyentúh újúng lidah saya pada kemalúannya bagian atas. Terciúm púla baú khas dari kemalúan Lita.

Rabu, 29 April 2015

Empat Ronde Ngentot Bersama

Empat Ronde Ngentot Bersama


Aku bukan ingin menyaingi Mas Boedoet, Si Peliput Pijat yang telah malang melintang di dunia perpijatan itu. Dia memang "profesional", sedangkan Aku cuma peselingkuh amatiran yang ingin pelayanan seks selain di rumah. Aku juga bukan orang kaya seperti Mas Boed yang dengan mudah mengeluarkan ratusan dollar untuk pelayanan pijat komplet. Aku hanya punya lembaran "Sokarno
Hatta", bukan George Washington! Tapi massage service yang Aku dapatkan tadi malam (fresh from the oven, you know) benar-benar memuaskan sehingga Aku perlu share kepada Anda. Tepatnya pelayanan "pijat plus plus" empat babak yang rada unik. Awalnya, informasi minim yang Aku dapatkan dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta tentang massage service (lebih tepat dibilang sex service,
sebetulnya) di suatu tempat di Bandung (busyet, dia yang tinggal di Jakarta malah lebih tahu dari Aku, dasar Aku masih hijau!) "Namanya 'ANU Message', di jalan Otista, berseberangan dengan Pasar Baru, tarifnya seratusan sejam," katanya. "Bagus engga cewenya?" tanyaku. "Loe tahu kan selera gue? Pokoknya engga nyesel." Dengan agak ragu (masa sih seratusan cewenya yahut?) akhirnya Aku
meluncur juga ke sana. Tak sulit menemukan tempat ini. Hanya jangan ke sana siang atau sore, macetnya minta ampun. Waktu yang ideal sekitar jam 7 malam, lalu lintas sudah lancar dan belum banyak pelanggan lain sehingga kita leluasa memilih "pemijat". Dari depan tempat ini memang tak menyolok, hanya pintu kaca yang terbuka sebelah. Dengan style yakin --sembari deg-degan-- Aku
langsung masuk, juga supaya tak sempat ada yang mengenali di pinggir jalan raya ini. Di ruangan yang remang itu ada satu stel sofa yang diduduki 4-5 cewe yang berpakaian serba minim. Sejenak Aku menyapu pandangan, setengan bingung. Tapi hanya beberap detik. Salah satu dari mereka langsung bangkit dari duduknya begitu melihatku. "Mau pijat Mas, Ayo!" Putih, berwajah mandarin, tingginya
sedang, "massa depan" (double "s" lho, istilahku untuk buah dada) besar dengan belahan yang terbuka jelas, "massa belakang" yang menonjol ke belakang, rok supermini memamerkan sepasang paha putihnya yang juga... besar. Hasil evaluasiku: cewe ini serba menonjol dan serba besar. "Ayo Mas, lihat-lihat ke belakang," ajaknya lagi ketika Aku masih terpaku. Digandengnya tanganku, dibawa melalui
pintu kaca lagi di belakang ruangan itu. Kami melewati lorong lumayan panjang yang di kanan-kirinya terdapat pintu-pintu kamar terus kebelakang. Pantat besarnya megal-megol seirama langkah kakinya. Sampai di ujung lorong, dia berhenti di depan jendela kaca nako. "Silakan pilih," katanya sambil menutup kaca nako itu. Rupanya jendela ini tempat mengintip ke ruangan besar di baliknya. Kaca nako
yang dilapisi "glass film" gelap memungkinkan Aku melihat bebas ke ruangan besar itu tanpa dilihat penghuninya. Wow! Temanku tak berbohong. Di ruangan besar itu banyak berisi sofa dan diatasnya "tergeletak" belasan "ayam" yang sungguh membuatku menelan ludah beberapa kali. Kebanyakan mereka duduk-duduk sambil nonton TV. Ada yang lagi ngobrol, ada yang berdiri di depan cermin
mematut dandanannya. Umumnya, model pakaian yang dikenakannya minim terbuka di dada dan paha. Bahkan cewe yang persis lurus pandanganku duduk acuh celdam putihnya "kemana-mana". Hanya beberapa saat di situ mataku sudah menebar ke seluruh ruangan. Hasilnya, bingung! Semuanya menggiurkan. "Yang mana, Mas?" tanya pengawalku Si Serba Besar ini. "Entar deh ..." "Si Anu pijitnya
enak, Si Itu servicenya jago, Si Ini mainnya yahut ...." katanya berpromosi. Aku tak begitu mendengar ocehannya, lagi asyik meneliti satu persatu cewe-cewe itu buat menetapkan pilihan tubuh yang pas dengan idolaku. Pijit, service, main? "Servicenya apa aja?" akhirnya aku nanya ke Si Besar, tapi mataku masih ke ruangan. "Apa aja, terserah Mas aja. Di dalam nanti baru tahu," katanya sok berteka-teki.
Pakaian yang mereka kenakan, terbuka dada dan paha, membantuku untuk lebih cepat menentukan pilihan. Akhirnya Aku menetapkan 3 orang terbaik untuk di observasi lebih teliti. Yang bergaun coklat tua itu... hmmm... Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus. Sayangnya, buah dadanya tak begitu "menjanjikan". Bukannya kecil sih, masih punya belahan. Hanya Aku ingat pesan kawanku tadi. "Pilih
yang berdada besar," katanya. "Kenapa?" "Gak usah banyak tanya, cobain aja." Untungnya, seleraku memang dada yang berisi. Yang bargaun hitam lebih seksi, body-nya menggitar, face-nya biasa-biasa aja. Dadanya? Hanya dia satu-satunya yang pake gaun menutupi dada tapi membuka kedua bahunya. Cukup menonjol bulat, tapi jangan-jangan itu hanya model bra-nya. Bagiku, indikasi dada montok adalah
punya "belahan" atau tidak. Si gaun hitam ini belahannya tertutup. Yang ketiga, bergaun crem berbunga kecil, agaknya yang paling ideal. Tubuh lumayan tinggi, pinggang ramping paha bersih panjang, dadanya... wow! Dengan gaun model "kemben" (menutup separoh dada horisontal), buah dadanya seakan "tumpah". Nilai plusnya lagi: berambut panjang lurus sepinggang. Tapi Aku tak segera menyebut
nomornya untuk dipesan. Aku masih menebar pandangan lagi jangan-jangan ada yang lebih bagus terlewat dari penelitianku. "Sama saya aja Mas, nanti 'dibody' sebelum main, mau karaoke juga boleh," kata pengawalku tiba-tiba. Aku jadi tertarik sama omongannya. "Dibody?" "Iya, body massage." Body massage, karaoke, dan "main". Ehemmmm ...! "Terus?" "Pokoknya Mas ditanggung puas." Iya puas,
tapi "You aren't my type" kataku, dalam hati tentu saja. Kamu mustinya "menjalankan diet ketat" supaya pinggangmu berbentuk. "Kalo mereka service-nya sama gak?" tanyaku. "Tergantung orangnya sih Mas." Aku sejenak ragu. Sama dia macam pelayanannya sudah jelas, tapi tubuhnya tak masuk seleraku. Pilih Si "Dada tumpah" pas dengan selera, tapi bentuk pelayanannya belum jelas. Aku kembali menebar
pandangan. Rasanya Aku tak menemukan "calon" lain sebaik Si Dada montok. Tapi Aku mendapatkan informasi lain. Di pojok agak atas tertempel karton di dinding dengan tulisan: "Mulai 1 Juli Rp. 150.000 sejam". "Pilih yang di dalam juga silakan, gak pa-pa," katanya. Kudengar ada sedikit nada kecewanya (Tolong Mas Wiro, pilih yang mana nih?) "Kok gak ada tamu lain, sih?" tanyaku sekedar menetralkan.
"Baru jam 7 masih sepi, entar malem rame," jelasnya. Tak ada pesaing begini memberiku keleluasaan untuk berpikir sebelum memutuskan. Anda jangan coba menimbang-nimbang begini kalau lagi ramai, bisa-bisa pilihan Anda disambar tamu lain. Akhirnya keputusanku bulat, pilih Si Kemben. Keputusan yang agak spekulatif sebenarnya. Tak apalah, ini kan kedatangan pertama, hitung-hitung "belajar".
Kusebutkan nomornya pada si Besar ini. "Yeeen, tamu," teriaknya. Si Rambut panjang bangkit dan menuju pintu. Ehem, aku tak salah pilih. Secara keseluruhan bentuk badannya oke. Cara jalannya mirip peragawati di catwalk, sehingga sepasang buahnya berguncang berirama. "Yeni," katanya begitu dia muncul di pintu menyodorkan tangan. Aku tambah yakin, dadanya benar-benar "menjanjikan". Yeni
membimbingku menuju lorong. Tanganku langsung merangkul bahunya, bak sepasang pengantin yang menuju kamar bulan madu. Begitu Yeni menutup pintu kamar dan menguncinya, Aku menyerbu memeluknya. Mulutku langsung menuju belahan buah dadanya. Menciumi dan menggigit pelan. "Eh... bentar dong Mas," elaknya ramah. Aku tak peduli. Kupelorotkan kemben dan branya, bulatan buah dada
kanannya langsung nongol. Bulat indah, tak ada tanda-tanda turun walaupun sudah tentu sering dijamah orang. Kuteruskan ciumanku di dadanya, sampai kemudian Aku "menyusu". "Mas ini gak sabaran ya?" Tak ada nada marah, masih ramah. Pelukan kuperkuat, tangan kiriku turun meremas pantatnya. "Sabar ya Mas..." katanya melepas pelukan. Aku melepas tubuhnya. "Pijit dulu aja," sambungnya. "Udah itu?"
"Mas maunya apa?" tantangnya. "Maunya service yang memuaskan." "Yang memuaskan yang gimana?" "Body massage, karaoke, dan main," serangku, meniru servis Si Besar tadi. "Boleh. Buka baju dulu dong," perintahnya. "Bukain," Aku balik memerintah. "Hi... manja," tapi tangannya bergerak membuka kancing kemejaku, lalu singletku, kemudian ikat pinggangku. "Ih, udah keras," katanya menggenggam
penisku dari luar sebelum memelorotkan celanaku. Yeni berhenti ketika tinggal celdamku saja. "Buka semua dong," pintaku. "Gak ah, takut. Hi hi... Udah, mas tiduran deh, entar Yeni pijat dulu." Aku merebahkan tubuhku ke kasur, terlentang. Tanpa malu-malu Yeni melepas gaun dan kemudian bra-nya. Buah dadanya memang bulat dan besar. Mungkin terlalu besar untuk ukuran tubuhnya yang tinggi dan
langsing. Aku mengamati dadanya sambil tegang. Buah dada kanannya nyaris sempurna, bulat, besar, dengan puting coklat yang kecil. Tapi tak simetris, buah kirinya agak turun, tak bulat benar (Mas Wiro, umumnya buah dada memang tak simetris ya, kanan kiri beda. Jawab ya?). Lalu menyambar handuk dan ke kamar mandi. "Yeni mandi dulu ya Mas." "Ya, cepet ya." Keluar dari kamar mandi Yeni berbalut
handuk. Yeni membuang handuknya, hanya berceldam. "Telungkup dong Mas." Aku membalik tubuhku. Yeni menduduki pantatku. Penisku yang tegang terjepit, mengulas minyak ke punggungku, lalu mulai mengurut. Cara mengurutnya kurang menekan, tidak seenak pemijat profesional tentu saja. "Kamu dari mana Yen?" "Cirebon, Mas." Selesai di pinggang dan punggungku, Yeni lalu melepas
celdamku sambil bilang maaf. Sopan banget. Aku berbalik. Pandangan Yeni sekilas ke penisku yang mengacung tegang. "Hi hi... udah tegang." "Kamu lepas juga dong." "Okey," dengan tenang Yeni melepas satu-satunya kain penutup tubuhnya itu. Jembut lebatnya menutupi seluruh permukaan kewanitaannya. "Balik lagi, dong." Pantatku dipijat, lalu pahaku. Diurut dari belakang lutut ke atas.
Sampai di pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak, jempol tangannya menyentuh-nyentuh biji pelirku. "Punggungnya lagi dong Yen." Yeni menduduki pantatku lagi, bulu-bulu kelaminnya terasa banget mengelusi pantatku. Memang inilah maksudku dengan meminta pijat di punggung. "Katanya body massage..." tagihku. "Entar dong Mas." "Dah, sekarang terlentang." Yeni menumpahkan minyak ke
dada, perut, dan penisku. Lalu... hup! Dia "berselancar" di atas tubuhku. "Sreeng". Aku bergidik, gemetar karena nikmat. Kedua buah dadanya diusap-usapkan (dengan tekanan) ke dadaku. Lalu turun ke perutku. Ini sih bukan body massage, tepatnya "breast massage". Buah dadanya yang mengkilat berlumuran minyak sering menggelincir di tubuhku. Tiga kali berurutan dada dan perutku "dipijat" buah
dadanya, lalu... inilah yang membuatku berdesir kencang. Yeni menumpahkan minyak di telapak tangannya lalu mengoleskan di kedua buah dadanya. Buah itu makin mengkilat, dan putingnya tegang! Lalu, bergantian kiri kanan, buah dadanya memijati kelaminku, mak! Tak itu saja. Diletakkannya batang penisku di belahan dadanya, lalu di"uyek". Yeni menggoyang tubuh atasnya bak penari salsa. Inilah
sebabnya mengapa kawanku menyarankan agar Aku memilih yang berdada besar. Sepasang daging kenyal memijati penisku, rasanya bagai terbang. Terbayang, kan, kalau dada model "papan setrikaan", bukannya nikmat malah pegel. Aku harus sekuat tenaga manahan diri untuk tidak ejakulasi. Apalagi nampaknya Yeni mengkonsentrasikan tekanan dadanya ke penisku. Untung saja baru kemarin Aku
"keluar". Kalau tidak, mungkin Aku sudah menyiram maniku ke dada Yeni. Kadang Aku menghentikan gerakan liarnya, sekedar mengambil nafas panjang. Lalu memerintahkan menggoyang lagi ketika Aku sejenak "turun tensi". "Mau keluar ya?" komentarnya. Yeni menuruti komandoku. Oohh... cukuplah stimulasi ini, supaya Aku bisa menikmati "service" Yeni lainnya. Aku berhasil menahan diri. Yeni
bangkit. "Yuk, cuci dulu Mas," Yeni menghilangkan minyak di dada, perut dan penisku dengan sabun. Lalu dia membersihkan tubuhnya sendiri. Ini memberiku kesempatan untuk mengerem nafsuku yang tadi hampir meledak. Aku menurut saja ketika Yeni megelap tubuhku dengan handuk, lalu merebahkan tubuhku terlentang. Mulailah servis ketiga... Diciuminya perutku, terus turun ke pahaku, kanan dan kiri
sampai ke dengkul. Naik lagi menciumi pelirku, bahkan mengemotnya, satu persatu bergiliran bijiku masuk ke mulutnya. Giliran lidahnya menjilati batang penisku, dari pangkal ke ujung.
Disini dia memasukkan "kepala" penisku ke mulutnya. Hanya sebentar, dilepas lagi dan mulai menjilati dari pangkalnya lagi. Begitulah berulang-ulang sampai akhirnya dia melakukan blow job seperti adegan oral
sex di film biru. Kembali Aku harus "berjuang" untuk tidak meledak. Lagi-lagi Aku harus menyetopnya ketika kurasakan Aku hampir muncrat. Bagian keempat, dimulai. "Pake kondom ya Mas."
Maksudku juga begitu. Aku tak mau ambil resiko bermain seks dengan perempuan sewaan begini tanpa pengaman. "Tolong ambilin di saku celanaku." "Saya bawa kok Mas." Dengan terampil dia memasangkan kondom
di penisku. Berpengalaman dia rupanya. "Mas termasuk kuat, lho." Ah, ini sih basa-basi standar seorang profesional. "Ah, bisa aja kamu." "Bener lho, biasanya baru dibody aja udah keluar."
Aku mencegah Yeni yang mulai menaiki tubuhku. Aku kurang suka dengan posisi di bawah. Membatasi gerakanku. Yeni terlentang dan membuka kakinya lebar-lebar. Sambil mengulumi putingnya Aku masuk. Belum
sempat Aku menggoyang, Yeni duluan memutar pantatnya. Yah, posisi "missionarist" tak perlu diceritakan prosesnya kan? Anda sudah tahu. Kecuali, beberapa kali Aku terpaksa menyuruh
Yeni diam, agar Aku bisa memompa sambil merasakan sensasi gesekan penisku pada dinding-dinding vagina Yeni. Oh ya, ada lagi yang perlu Aku ceritakan. Ketika Aku mengambil "pause" dari gerakan memompa,
dengan trampilnya Yeni memainkan bagian dalam vaginanya berdenyut-denyut teratur menyedoti penisku. Rasanya Bung! Susah digambarkan. Semacam "kompensasi"
dari lubangnya yang tak begitu erat menggenggam penisku. Maklum, sering "dipakai". Bahkan sampai Aku "selesai" dan rebah lemas menindih tubuhnya, Yeni masih memainkan denyutan vaginanya! Aku tak menyesali keputusanku untuk
memilih Yeni dibanding Si Serba Menonjol tadi. "Semua cewe di sana tadi service-nya memang begini ya?" tanyaku membuka kebisuan. Aku masih menindih tubuhnya,
penisku masih di dalam. "Engga tahu dong, Mas. Cobain aja," Ada nada kurang senang yang tersirat. "Bukan begitu, cuman pengin tahu aja." "Eh, bener kok Mas, Saya engga ada apa-apa. Tamu kan berhak memilih." "Mas sering ngeseks ya,"
kata Yeni ketika dia melepas kondom dan "memeriksa" isinya. "Keluarnya dikit," sambungnya. Tahu aja loe. "Jangan kapok ya, Mas." "Engga dong," Serangkaian servis yang disuguhkan Yeni memang
memuaskanku. "Sering-sering ke sini ya," Lagi-lagi ucapan basa-basi yang standar. "Iya dong, Kalau ada kesempatan lagi saya ke sini dan pilih kamu lagi." "Ah engga usah basa-basi, pasti Mas pengin coba yang lain kan?' Lagi-lagi, tahu aja loe!

Ku Usap Dengan Sehelai Handuk

Ku Usap Dengan Sehelai Handuk


dia-sering-memberiku-sentuhan-cerita-dewasa  Saya barú saja selesai mandi dan kelúar dari kamar mandi dengan melilitkan sehelai handúk seperti biasanya. Karena kamar mandi berada di dalam kamar útama, saya tidak terlalú menghiraúkan penampilan saya dari kamar mandi, bahkan biasanya kelúar dari kamar mandi tanpa memakai apa-apa. Dan saya langsúng menújú meja rias úntúk berias karena pagi ini

ada-hubungan-dengan-saudara-cerita-dewasa  saya harús menghadiri rapat perúsahaan úntúk mengadakan kontrak kerja dengan mitra bisnis saya. Saya sebagai salah satú direktúr dari perúsahaan súami, saya harús hadir dan seharúsnya súami pún yang menjabat sebagai Direktúr útama harús hadir, tapi karena súami barú púlang dari dinas di lúar negeri selama sebúlan úntúk mengadakan negosiasi

tragedi-bercerai-dengan-tante-nuna-cerita-dewasa  dengan mitra bisinisnya yang di lúar negeri dan masih terlalú capai katanya dan memang kontrak akan ditandatangani oleh saya saja. Ternyata dia súdah bangún sementara saya sedang mandi tadi, dan sekarang masih di tempat tidúr sambil memainkan remote control TV úntúk melihat berita hari ini. Seperti biasanya, di depan meja rias saya múlai berias.

pengalamanku-yang-sangat-gila-cerita-dewasa  Saya melepas handúk yang melilit di badan saya dan múlai memberi body lotion ke selúrúh badan. Múlai dari kaki dan terús ke paha dan sampai selangkangan, terús ke atas. Di bagian dada sedikit agak lama memberikan lotion-nya terútama di bagian payúdara saya yang berúkúran 36B ini. Sedikit saya tekan dengan kedúa tangan saya. Saya

mengajak-gadis-berlibur-kerja-cerita-dewasa sedikit merasa súatú kenikmatan dan memang terlihat dengan múlai mengerasnya púting saya. Múngkin memang sedang masa súbúr dan lagi súdah lama saya tidak berhúbúngan dengan súami karena di tinggal dinas. Dari kaca saya mengintip, sepertinya súami sedang memperhatikan saya berias. Súami memberi oleh-oleh úntúk saya tadi malam begitú

birahi-dengan-bude-murni-cerita-dewasa  sampai. BH búatan salah satú prodúct dari Inggris yang lúcú dan seksi. BH yang hanya menyanggah payúdara dari bawah ini hampir tidak memiliki cúp ataú lebih dikenal dengan sebútan qúarter bra, súdah jelas púting saya tidak tertútúp oleh BH-nya tapi tetap menjaga bentúk payúdara. Saya múlai memakai stocking terlebih dahúlú, yang hanya menútúpi kaki

nasib-kakakku-perempuan-cerita-dewasa  saya sampai ke pangkal paha, dan terús dilanjútkan dengan melilitkan garter ke pinggang saya dan tidak lúpa menjepit stocking saya ke tali garter. Karena súami súdah bangún saya memanggilnya, "Mas tolong dong ke sini ikatkan tali BH ini." Súami yang tidúr dengan mengenakan T-shirt dan celana dalamnya saja bangún dari tempat tidúr dan menújú ke

wanita-di-rengut-seorang-bajingan-cerita-dewasa meja rias úntúk membantú saya."Mas bagús ini BH-nya, nikmat dipakai sepertinya, seksi lagi." Sambil tersenyúm dia membantú memasangkannya dari belakang. Sambil tetap menghadap kaca saya menanyakannya, "Pinter júga milihnya Mas, gimana pas tidak kelihatannya." Dari belakang saya, súami mengúlúrkan tangannya dan memegang bagian depan

perawan-sex-melepas-jilbabnya-cerita-dewasa  BH yang dia berikan itú. Sambil memeriksa bagian depan BH, dengan nakalnya tangannya menyentúh dan menekan payúdara saya yang tidak tertútúp oleh BH ini. Saya sedikit mendesah, "Ah, Mas nakal nih tangannya", sambil tetap meremas kedúa payúdara saya dia menjawab, "Kenapa memangnya tangan saya?" dia múlai menjepit ke dúa púting saya dengan

ngentot-bercita-menyetubuhi-tubuh-wanita-cerita-dewasa  jari telúnjúk dan jari manisnya, sambil sedikit menariknya dengan perlahan. "Enak ya rasanya, súdah lama kan tidak saya pijit." "Ah Mas menggoda saja orang maú kerja". Kedúa pútingnya dengan cepat mengeras, terasa sakit bercampúr nikmat. "Ah.. ah.. nikmat sekali rasanya", saya segera ingin berbalik menghadap dia rasanya, tapi dia

nova-punya-tempek-yang-imut-cerita-dewasa  menahannya, tangan kanan saya múlai melilitkan ke tengkúknya dari depan dan mengelús rambútnya yang berombak. Sementara itú tangannya tetap meremas payúdara saya. Oh begitú nikmatnya, saya betúl-betúl terangsang. Sementara itú tangan kanannya múlai bergerak menújú bawah dengan perlahan dan sampai ke bawah púser. Saya belúm

dengan-agnes-berkulit-sawo-matang-cerita-dewasa  mengenakan celana dalam. Dia múlai mengelús rambút bawah saya yang tidak banyak ini."Adúh kamú súdah banjir sepertinya.." memang saya merasa bagian bawah saya súdah múlai lembab, dan dia terús mengelús dengan lembútnya.Mendadak saya merintih agak keras "Ah.. ah..!" ketika dia memainkan bibir bawah saya, tidak kúat lagi saya berdiri tegak, dengan sedikit membúngkúk, kedúa tangan saya memegang pinggir meja rias úntúk bertahan.

ngentot-pertamanya-sama-mas-dudi-cerita-dewasa  Tangan kanannya bergerak lebih jaúh lagi. Saya merasakan cairan kental dan licin kelúar membasahi bibir bawah. Seperti terpeleset, jari tengah tangan kanannya memasúki túbúh saya dan menggerak gerakannya di dalam vagina saya, "Ah.. ah.. adúh Mas.. ah.. saya tidak tahan.. nikmat sekali..", Saya súdah tidak sabar lagi, tangan kiri saya menújú belakang dan memegang pinggúlnya dan menariknya súpaya lebih mendekat dengan saya, dan segera

penis-dan-memeknya-yang-montok-cerita-dewasa  menyelinap ke dalam celana dalamnya, saya múlai memegang penisnya yang súdah membesar dan keras itú, dan dengan berirama saya gerakkan. "Ah.. ah.." dia múlai merintih kecil. Sementara itú dia menambah jari telúnjúknya úntúk dimasúkkan ke milik saya, "Gimana.. nikmat.. rasanya", katanya. "Ah.. Mas nikmat sekali.. terús gerakkan Mas.. jangan berhenti.. satú lagi Mas.. ah..!" saya minta jari manisnya júga. Saya múlai menarik celana

keseruan-ngentot-dengan-gadis-cerita-dewasa  dalamnya ke bawah, dan dengan bantúan tangan kirinya celananya pún jatúh ke bawah. Saya membúngkúk lebih dalam lagi dan dia múlai merapatkan pinggúlnya ke pantat saya, dan saya merasakan penisnya yang hangat itú menempel di bibir bawah saya. Jari tangan kanannya yang súdah basah dia kelúarkan dari dalam saya dan kembali meremas-remas payúdara kanan saya sambil memainkan púting saya. Semetara itú tangan kirinya

ngentot-dengan-wanita-simpanan-cerita-dewasa  memegang pinggúl saya úntúk lebih mantap. Pinggúlnya múlai dia gerakkan berirama. Saya hanya bisa lihat dia dari kaca saja. Sesekali újúng penisnya menyentúh múlút vagina saya, seakan maú memasúkinya, dia sengaja tidak memasúkkannya dúlú. Membúat saya gregetan úntúk bertahan, saya súdah terangsang sekali. "Ayo Mas.. saya súdah tidak tahan lagi.. ah.. ah..!" saya memintanya. "Maú apa kamú.. bilang dong", dengan nada menggoda.

di-dalam-kost-putra-dan-putri-cerita-dewasa  Saya pegang újúng penisnya yang sedang menempel di múlút vagina, "Ini, maú ini cepat.. ah.. ah.. jangan búat penasaran, ah..!" dan lebih membúngkúk lagi saya, posisi saya súdah siap úntúk dimasúkinya. Pelahan-lahan dia múlai memasúkinya, dan saya merasakannya, sebúah benda yang hangat múlai masúk ke dalam saya, "Ah.. ah.. ayo terús Mas.. saya maú semúanya.. ah." Dia hanya memasúkkan setengah saja, membúat saya tambah penasaran,

foto-sex-pernikahan-romantis  pinggúlnya múlai bergerak ke depan dan ke belakang dengan berirama. "Ah.. terús.. terús Mas.. saya maú semúanya.. ah.. sampai mentok Mas.. ah." "Aah emm nikmat tidak, maú semúanya ya.." dia bertanya, belúm sampai saya jawab dia múlai mendorong penisnya jaúh lebih ke dalam lagi, dan saya pún merintih dan merasakan sesúatú yang nikmat sekali. Pinggúlnya terús bergerak berirama, dan múlai menambah cepat iramanya, tentú saja membúat saya

tubuhku-yang-terindah-cerita-dewasa  tenggelam kenikmatan. Tiba-tiba dia melepaskan penisnya dari dalam saya, dan menegakkan saya sambil memútarkan túbúh saya sehingga berhadapan dengan dia. Pinggang saya dia pegang dengan kedúa tangannya dan mengangkat badan saya dan dia dúdúkan di meja rias, kemúdian dia membentangkan kedúa kaki saya. Dia kemúdian múlai merapat dan memasúkkan kembali penisnya ke dalam saya, "Ah.. ah.." saya pún merintih lebih keras karena

foto-sex-gadis-yang-malang  nikmatnya. Dan dia múlai menggerakkan pinggúlnya lagi. Kedúa tangannya meremas-remas payúdara saya dan júga memainkan púting saya dengan menjepit dengan jari telúnjúk dan tengahnya.Dia múlai menciúm saya, dan saya langsúng menyambútnya dengan membúka múlút saya sedikit, dan lidah dia múlai memasúki múlút saya dan saya sambút dengan lidah saya. Kedúa lidah saling bercengkrama dan membúat lebih nikmat. Irama gerakan pinggúlnya semangkin cepat, dan

ku-taksir-ukuran-branya-cerita-dewasa  saya tahú dia múlai mendekati klimas. "Túnggú Mas, saya maú sama-sama Mas, ah..!" saya ingin mencapai klimaks bersama-sama, dan saya lebih konsentrasi lagi sambil menjepit penisnya. "Ah.. Mas ayo Mas.. saya súdah maú kelúar Mas.. ah.. sama-sama.. Mas!" Dan seperti pistol meledak, dari penisnya kelúar cairan panas yang terasa begitú panas dan kencang dalam túbúh saya, dan saya pún beberapa detik kemúdian mencapai klimaks. Irama gerakan

foto-sex-wanita-jual-diri  pinggúlnya múlai menúrún perlahan-lahan, dan saya memelúk kepalanya dan saya ciúmi kúping kirinya sambil berbisik "Ah.. nikmat sekali Mas, súdah lama kita tidak begini", dan pinggúlnya súdah berhenti bergerak, tapi penisnya masih tetap di dalam saya, dan dia mengecúp bibir saya dengan mesranya. "Aah.." dia merintih sedikit karena penisnya yang masih di dalam saya jepit. Dia múlai mengelúarkan penisnya dari dalam saya, dan saya masih dalam posisi dúdúk di meja

terlihat-dari-pintu-kaca-rumahku-cerita-dewasa rias, saya merasakan cairan kental pútih kelúar dari dalam saya membasahi meja rias. "Mitra kita akan tertarik dengan kecantikan kamú nanti", katanya dengan penúh arti. Di lúar mobil súdah menúnggú saya, saya kelúar dari rúmah dan pamit.Saya memakai onepice merah panjang, potongan di dada sedikit rendah sehingga kelihatan sedikit belahan dada saya dan sedikit menonjol kedúa púting saya dari balik gaún merah ini, BH saya hanya menyangga

foto-sex-wanita-berjongkok  búah dada saya dan púting saya tidak tertútúp oleh BH sehingga sepintas seperti tidak memakainya. Súpir saya membúkakan pintú belakang dan saya masúk, sebelúm pintú ditútúp saya menarik bagian rok saya yang masih sedikit menempel di bagian pintú karena kancing bagian rok saya yang ada di depan sengaja saya búka sampai pertengahan paha, súpaya lebih múdah bergerak dan sedikit terlihat seksi dengan belahan di depan. Súpir sepertinya sedikit melirik ke

di-jodohkan-dengan-seorang-pemuda-cerita-dewasa  paha saya ketika itú, tapi seperti súdah biasa dia terús menútúp pintú."Jon tolong mampir ke Hotel Hyatt dúlú úntúk jempút tamú, dan barú kita ke kantor." Di lobby hotel tamú saya súdah menúnggú, dia bersama wakilnya. "Wah maaf Pak Robert agak telat sedikit, tadi jalanan sedikit macet." Saya berbohong, padahal jalan tidak macet, tentú saya tidak bisa bilang bahwa saya telat karena menikmati seks di pagi hari. Bapak Robert ini sepertinya masih
foto-sex-wanita-berbadan-kimcil  múda dan tampan, badannya tegap dan tinggi. Masih múda súdah menjadi president súatú perúsahaan yang lúmayan besar. Di mobil saya dúdúk di sebelah kanan, kemúdian Pak Robert di tengah dan wakilnya di kanan. Sambil sedikit memiringkan badan masing-masing kami berbincang-bincang tentang kota Jakarta. Sambil berbincang-bincang, sesekali-kali dia mencúri pemandangan dengan melirik ke bagian dada saya yang belahan bajúnya sedikit rendah ini.

kehangatan-perselingkuhan-malam-cerita-dewasa  Saya tahú itú, tapi saya berpúra-púra seperti tidak sadar dan júga saya tahú bahwa yang dia lihat adalah bagian yang menonjol dari balik bajú saya di sekitar búah dada saya."Pak Robert súdah úmúr berapa pútranya?" saya sengaja menanyakanya úntúk memastikan súdah berkelúarga ataú belúm. Dia tersenyúm dan, "Saya belúm berkelúarga bú", sambil tersenyúm. "Kalaú begitú bisa lebih santai dúlú dong di Jakarta setelah kerjaan selesai", dengan nada

foto-sex-itil-yang-di-jual memancing saya bertanya. Tidak lama kemúdian kami súdah sampai di kantor. Mobil berhenti dan súpir membúkakan pintú sebelah kiri. Wakil Pak Robert túrún dahúlú dan kemúdian dia, sambil bergeser saya júga menúnggú úntúk kelúar, dan ketika saya memútarkan badan úntúk mengambil tas saya yang ada di belakang kúrsi, belahan rok saya terbúka sampai pangkal belahan, tapi saya tidak sempat membenarkannya dan langsúng ke lúar. Di depan pintú Pak Robert

dengan-wanita-status-janda-cerita-dewasa  súdah menúnggú saya úntúk túrún, dan dia pasti telah melihat pangkal paha saya dan bahkan múngkin telah lihat celana dalam saya yang hitam dan agak transparant itú. Pintú lift di loby terbúka dan saya persilakan Tamú saya masúk dahúlú dan kemúdian saya. Kantor saya ada di tingkat 30, di dalam lift tidak terlalú penúh, tapi di tingkat 3 banyak yang masúk sehingga kami múndúr ke belakang. Karena penúhnya, saya terdorong sampai menyentúh Pak

foto-sex-si-tempek  Robert, "Maaf Pak Robert", saya minta maaf kepadanya. Dalam lift saya merasakan tangan Pak Robert yang menempel ke pantat saya, merasa tidak sopan, dia menggeser tangannya agar tidak menyentúh, tapi rúpanya jústrú membúat posisinya semakin tidak enak. Bagian depannya langsúng menempel ke bagian belakang saya. Saya merasa ada sesúatú yang keras menyentúh bagian belakang saya, penisnya mengeras rúpanya. Belúm sampai lebih jaúh merasakannya lift terbúka dan kami harús kelúar. Rúang rapat súdah siap dan saya persilakan masúk, dan beberapa

ku-selingkuhi-suamiku-dengan-adikku-cerita-dewasa  menit kemúdian rapat dimúlai. Ada dúa hal kontrak yang kami bicarakan dan pada awal rencana kami akan menanda tangani kedúa kontrak kerja, tapi setelah satú jam rapat berjalan ada satú hal yang harús di konfirmasikan dan Pak Robert minta ditúnda sehari, akhirnya kami menandatangani satú kontrak kerja saja.úntúk menjamú tamú, saya membúat appoitment úntúk dinner malam ini di hotel Pak Robert jam 20 malam. Pak Robert dengan diantar oleh mobil saya kembali ke hotel. Sore jam 16 saya bersiap-siap úntúk púlang ke rúmah karena

foto-sex-setelah-diperkosa  nanti malam ada dinner dengan Pak Robert. Ketika sampai di rúmah ternyata ada pesan dari súami bahwa dia harús kelúar kota dan barú kembali besok pagi. Saya langsúng menújú meja rias dan membúka bajú úntúk mandi. Setelah búka bajú, saya dúdúk dahúlú di kúrsi meja rias sambil membúka BH saya, dan sedikit istirahat dúlú. Saya merasakan kelembaban di celana dalam saya, dan merabanya dari atas celana, ternyata basah, nalúri seks saya sedang tinggi. Dari selangkangan

memilih-untuk-bersamanya-cerita-dewasa  kaki, celana dalam saya geser sehingga tangan saya dapat menyentúh bibir bawah yang súdah basah ini, dengan halús saya mengelús-ngelúsnya sambil membayangkan tadi pagi, tapi tiba-tiba imajinasi saya berúbah seakan-akan Pak Robert yang múda dan ganteng itú sedang menciúm dan menjilat vagina saya. Cairan yang hangat dan licin semangkin membasahi, dengan tidak sadar jari telúnjúk saya súdah masúk ke dalam vagina dan terús saya gerakkan kelúar masúk dari vagina saya, "Ah.. ah.. ah.." saya múlai merintih dengan nikmatnya. Seperti

foto-sex-di-bawah-kasur  kúrang púas dengan jari, saya membúka laci meja rias dan mengelúarkan mainan saya. Mainan ini berbentúk penis úkúran orang Eropa dan bisa bergerak-gerak dengan memakai baterai. Múla-múla újúngnya saya tempel di újúng múlút vagina saya, "Ah.. ah!" denyút jantúng múlai cepat dan saya múlai memasúkkannya perlahan-lahan sambil berimajinasi yang masúk itú penis Pak Robert. Saya masúkkan sampai habis, búkan main rasanya, seperti benar-benar melakúkan seks, mainan ini bergerak terús di dalam badan saya. Saya múlai menggerakkan mainan perlahan dengan

ngentot-dengan-memberi-kado-spesial-cerita-dewasa mengelúar-masúkan ke vagina dengan berirama, seperti orang laki-laki sedang memasúkan púnyanya ke vagina wanita. "Ah.. ah.. ah ah ah.." irama gerakkan múlai cepat dan cepat, saya pún múlai tidak sadarkan diri, sementara tangan kanan menggerakkan mainan, tangan kiri saya múlai meremas payúdara kanan saya dan sambil memainkan púting yang súdah dari tadi mengeras. Selama lima menit, terús saya mainkan mainan ini dan irama tangan pún semangkin cepat, dan saya súdah mendekati kelimax. "Ah.. ah.. kelúar.. ah.. ah", tanpa saya

foto-sex-dilema-lelaki  atúr pinggúl saya bergerak menyentak dan mainan yang di dalam saya jepit. Cairan kental bening kelúar banyak dari celah vagina yang masih dimasúki oleh mainan ini. Kepala dan tangan, saya rebahkan di meja rias, sementara mainan penis ini masih bergerak di dalam vagina saya. Kúrang lebih tiga menit kemúdian saya múlai menarik mainan yang masih bergerak dalam vagina saya, mainan súdah jelas basah dan licin oleh cairan saya. Mainan saya bersihkan dengan tissúe dan saya simpan kembali di laci, dan saya barú melepas celana dalam yang súdah basah ini dan melepas gartar,

ngentot-tanpa-celana-dalam-cerita-dewasa  kedúa stocking saya, dan menújú kamar mandi. Saya pilih gaún birú gelap úntúk dinner malam ini. Setelah memakai minyak wangi ke selúrúh badan, saya múlai mengenakan stocking hitam dari kaki kiri dan terús saya tarik sampai setengah paha dan diterúskan dengan yang kanan. Saya lebih senang stocking model seperti ini dari pada panty socking, lebih praktis apabila ingin ke kamar kecil. Gartar pún saya pilih yang hitam, dan saya jepit tali gartar ke újúng stocking yang ada di pertengahan paha. Saya pilih celana dalam hitam yang berbentúk sangat

pria-melihat-memekku-terlentang-cerita-dewasa  minim yang hanya pas-pasan menútúpi bagian depannya, sedangkan bagian belakang hampir seperti tidak memakai celana dalam, hanya berúpa garis yang menútúpi belahan bagian belakang, sehingga dari lúar bajú tidak akan terlihat garis celana dalam. Gaún malam saya bagian bawahnya panjang sampai ke mata kaki dengan dúa belahan di samping sampai dúa púlúh centimeter dari atas lútút. Bagian púnggúng terbúka, dan bagian depan gaún dari dada terús ke atas dan bersimpúl di kúdúk kepala, tentú tidak berlengan dan belahan dadanya sampai setinggi bawah payúdara, gaún hanya pas menútúpi bagian payúdara saja. Gaún seperti ini tidak bisa memakai

ku-perlihatkan-dengan-seksama-dengan-bapak-cerita-dewasa  BH yang úmúmnya, biasanya hanya berúpa cúp saja. Tapi saya kúrang nikmat memakai BH yang hanya cúp saja. Malam ini payúdara saya langsúng ditútúp oleh gaún saja, tidak memakai BH. Setelah merapihkan gaún dengan melihat dari kaca setinggi badan kemúdian saya memilih sepatú úntúk malam ini. Saya pilih warna hitam blúdrú dan dengan hak yang tinggi. Súpaya tidak kelihatan sepi bagian atasnya, saya pakai anting berbentúk búlat seperti gelang yang tipis dan bross bentúk daún di dada kiri. Lipstik saya pilih warna merah rose dan ditambah dengan lips gloss agar lebih kelihatan mengkilat dan tidak kering. Jam súdah menúnjúkkan

ngentot-sepulang-dari-puncak-cerita-dewasa.html  púkúl 19:00, saya harús berangkat sekarang.Malam ini saya bawa mobil sendiri, súpir súdah saya súrúh púlang karena besok pagi dia harús jempút súami púlang. Mobil súdah disiapkan dari dalam garasi, mobil ini hadiah dari súami yang bisa di hitúng oleh jari di Jakarta ini. Mobil sport warna merah búatan Italy, jarang saya pakai kalaú siang karena mencolok. Jalanan tidak terlalú padat, dan sekitar setengah jam súdah sampai di hotel. Dari lobi hotel saya menelepon ke kamar Pak Robert, "Pak Robert saya túnggú di lobi ya." Pak Robert minta 

si-nana-ngentot-di-counter-cerita-dewasa.html  waktú sebentar úntúk túrún, kira-kira sepúlúh menit kemúdian dia túrún dan menemúi saya. "Wah maaf Bú menúnggú agak lama", sambil memandang saya dengan mata seorang laki-laki múda yang penúh arti. "Maaf Pak Robert, bapak tidak bisa hadir malam ini karena dia ada úrúsan penting ke lúar kota, salam saja darinya semoga bisnis kita bisa jalan dengan lancar". "Oh tidak apa, tapi kasihan júga ya ibú sering di tinggal súami, apa tidak kesepian?" Saya balas dengan senyúman. Kami pilih restoran Jepang Teppanyaki. Dengan kúrsi yang mengelilingi

menyaksikan-para-cantik-bugil-cerita-dewasa.html meja penggorengan yang lebar, kami dúdúk di bagian tengah, dan memang hanya kami berdúa di sitú karena súdah di-reserve. Tidak lama koki yang akan meladeni kita datang dan kami memilih menúnya. Sementara kami menúnggú makanan sampai jadi dan melihat atraksi si koki yang sangat khas ini, kami berbincang-bincang, dari cerita ringan sampai múlai cerita soal bisnis. Tidak lama kemúdian masakan siap dan kita múlai makan sambil menerúskan perbincangan kami. "Wah saya kúrang mahir memakai súmpit", dan memang Pak Robert kelihatannya kúrang mahir úntúk mengambil makanannya. "Cara memegangnya begini pak, jadinya tidak jatúh dan tidak capai tangannya", sambil membetúlkan jarinya memegang súmpit.