Sabtu, 09 Mei 2015

Berkenala Berujung Jadian

Berkenala Berujung Jadian


ibuku-masih-sendiri-cerita-dewasa Namaku Doni, aku tinggal di kota K. Tanggal 22 Mei 2013 yang lalu aku pergi ke Surabaya untuk liburan, sambil refreshinglah. Setelah berputar-putar sebentar, sorenya aku menuju rumah temanku yang sudah sangat akrab di kawasan DK. Keluarganya sudah sangat akrab dengan keluargaku, sudah seperti satu keluarga sejak aku lahir. Di rumah ini ada Mas Zani yang

di-jemput-pulang-malam-cerita-dewasa umurnya 22 tahun, adiknya (cewek, masih SMU), sepupunya (cewek sudah sekitar 23 tahun), dan tentu saja kedua orang tua mereka. Hari itu biasa saja, tidak ada something spesial yang terjadi. Keesokan harinya, Mas Zani mengajakku pergi makan dan jalan-jalan di mall. Eh.., ternyata dia mengajak ceweknya. Ternyata ceweknya ini kost cuma sekitar 300

mas-alan-dengan-janda-sex-cerita-dewasa meter dari rumah Mas Zani. Namanya Yeni tapi panggilannya Yeyen. Anaknya cakep juga, masih kuliah, umurnya 21 tahun. Kulitnya putih kekuningan meskipun keturunan Jawa tulen, tingginya sekitar 164 cm, beratnya 46 kg, tapi pinggulnya cukup besar, bodinya asyik juga, dan payudaranya lebih besar dari rata-rata cewek Indonesia. So, dengan

keinginan-sex-yang-begitu-besar-cerita-dewasa mobil Panther itu Mas Zani dan Yeyen duduk berdua di depan sedangkan aku yang duduk di bagian tengah dicuekin oleh mereka. Kami berputar-putar di Tunjungan Plaza, makan di sebuah restoran sea food sampai kenyang lalu kembali lagi ke tempat kos Yeyen. Lalu setelah mobil diparkir, kami bertiga masuk ke tempat kosnya dan langsung

menunggu-kedatangannya-cerita-dewasa masuk kamarnya. Hmm.., sempat terpikir olehku, sebenarnya itu tempat kos cewek atau cowok, soalnya ada beberapa ciban (banci) yang nongkrong di situ. Di dalam kamar Yeyen, aku disetelin sebuah VCD porno, sambil diberi coklat Silver Queen, sementara Mas Zani dan Yeyen bermesraan berdua, berciuman dan bercumbu. Ah.., aku juga sempat

kuperawani-keponakanku-cerita-dewasa berkenalan dengan adik Yeyen yang bernama Lenny, yang mondar-mandir keluar masuk kamar. Lenny bertubuh lebih pendek dari Yeyen, lebih coklat kulitnya, dan bodinya lebih langsing, cuma sayangnya payudara dan pantatnya juga lebih “tidak menantang” dibandingkan Yeyen. Cuma yang lebih disayangkan lagi Lenny seorang perokok berat dan hari itu dia

sering-memberi-uang-jajan-untukku-cerita-dewasa sedang sakit tenggorokan. Setelah selesai menyetel VCD-nya sampai 45 menit non-stop, Aku matikan TV dan playernya. Eh, tiba-tiba Mas Zani nyeletuk, “Don.., kasih waktu 5 menit, dong..?” Aku sudah mulai merasakan gelagat kurang baik dari pasangan itu. Tapi ya terpaksa, aku melenggang keluar kamar, tapi baru sampai di pintu, aku lihat di

tradisi-kenikmatan-sekarang-cerita-dewasa ruang tamu banyak ciban yang lagi ngobrol dengan Lenny sambil merokok. kemudian akupun kembali ke kamar Yeyen. Lalu aku berkata, “Ah tidak usah dech, aku di sini saja, lagi tidak mood ngobrol sama orang-orang itu. Lakuin saja deh, aku tidak ngeliat”. Terus terang saja Mas Zani kaget, “Heh! Kon ‘jik cilik ngono kok..” (kamu itu masih kecil gitu kok).

ibu-tiri-yang-jahat-cerita-dewasa Kesel juga aku dibilang masih kecil. Lalu aku berusaha meyakinkan mereka, “Jangan kuatir lah.., aku sudah biasa kok ngeliatin ginian..” Akhirnya setelah beberapa perdebatan ringan dan berkat kelihaianku berdiplomasi mereka mengijinkan juga aku untuk di dalam kamar saja, tapi dengan syarat aku tidak boleh macam-macam apalagi melaporkan ke orang tuanya.

perempuanya-tidur-denganku-cerita-dewasa Setelah pintu kukunci, aku cuma bersandar saja di pintu dengan perasaan gembira. Mas Zani lalu tidur telentang di ranjang, lalu Yeyen mulai jongkok di atasnya dan menciumi wajah Mas Zani, sedangkan Mas Zani cuma diam saja, matanya merem, tangannya mengusap-usap punggung Yeyen. Sesekali Yeyen melihat ke arahku, mungkin memeriksa

ngentot-sama-bude-seno-bugil-cerita-dewasa apakah aku mulai terangsang, dan memang benar aku terangsang. Dan juga melihat gerakan Yeyen yang kelihatannya sudah “professional” dan ciuman-ciumannya yang ganas seperti di film BF, sepertinya Yeyen ini bukan pertama kalinya making love. Yeyen mulai menciumi Mas Zani langsung ke mulutnya, dan beberapa kali mereka bersilat lidah dan

dengan-si-legenda-sex-cerita-dewasa terlihat jelas karena jarakku dan jarak mereka berdua cuma sekitar 3 meter. “Hmmhh.., hmmhh..”, mereka berciuman sambil mendesah-desah, membuatku yang sejak tadi sudah tegang memikirkan hal yang tidak-tidak jadi semakin tegang saja. Setelah puas melumat bibir dan lidah Mas Zani, Yeyen mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Mas Zani

merangsang-di-dalam-tubuhku-cerita-dewasa ketika itu mengenakan T-Shirt yang di bagian kerahnya cuma ada dua kancing, so karena Mas Zani terlalu besar badannya (gemuk) maka Yeyen cuma menyingkapkannya dari bawah lalu menciumi dadanya yang montok dan putih. Mas Zani ini memang WNI Keturunan Cina. “Hmmhh.., aduh Yen nikmat Yen..”, begitu rintihan Mas Zani. Yeyen

saling-berpegangan-tangan-cerita-dewasa menciuminya kadang cepat, lalu lambat, cepat lagi, memang sepertinya begitu style anak yang satu ini. Sedangkan aku semakin tidak tahan saja, kepingin juga dadaku diciumin oleh cewek, uhh.., tapi aku masih menahan diri dan terus menempel pada pintu. “Ihh.., hmmh.., hh.., ihh..”, Mas Zani terus mendesah sementara Yeyen mulai menciumi perutnya, lalu

meminta-jatah-entot-malam-cerita-dewasa pusarnya, sesekali Mas Zani berteriak kecil kegelian. Karena aku sangat terangsang, aku mulai meraba-raba diriku sendiri. “Sialan!” pikirku, “Ngapain juga gitu ahh.. Akhirnya Yeyen mulai membuka risleting Mas Zani, pertamanya pelan sekali, namun tiba-tiba “wrett” ditarik dengan cepat sekali sehingga Mas Zani kaget, matanya terbuka sebentar, lalu tersenyum

ngentot-menundukkan-kepala-cerita-dewasa dan merem kembali, sedangkan kedua tangannya mengelus-elus rambut Yeyen. Yeyen langsung memegang-megang kemaluan Mas Zani dan digosok-gosok dengan tangannya dari luar, “Ahh.., hh.., Hmmhmh.., Ohh Yenn..”, Mas Zani cuma bisa mendesah. Lalu setelah puas menggosoknya dari luar, dia mulai menyingkap celana dalam Mas Zani dan

karena-mabuk-menggodanya-cerita-dewasa tersembullah kemaluan Mas Zani yang sudah tegang keluar dari sarangnya. “Nylupp!”, Kemaluan Mas Zani langsung dikulum oleh Yeyen. Stylenya masih seperti tadi, kadang pelan, lalu cepat, kadang pelan, lalu cepat, bikin kaget saja ini anak main seksnya. Sementara Mas Zani sibuk meremas-remas rambut Yeyen saking enaknya, aku yang tidak kuasa

memiliki-dua-adik-sex-cerita-dewasa menahan nafsu sibuk meremas-remas kemaluanku sendiri sambil tetap bersadar di pintu. Ahh.., aku benar-benar merasa serba salah waktu itu, dan mereka tidak mengacuhkanku sama sekali. Dasar.., Yang membuataku nyaris tertawa karena kemaluan Mas Zani yang sepertinya keseretan gara-gara Yeyen tidak melepaskan celana dalam Mas Zani terlalu ke bawah,

memuaskan-birahiku-cerita-dewasa jadi seperti tercekik dech. “Ehmm.., Ehmm..” Mungkin sekitar 5 menit Yeyen mengulum kemaluan Mas Zani, ternyata selama itu juga dia belum keluar sama sekali, Yeyen bilang, “Zan.., sekarang giliran kamu yach?” Mas Zani cuma tersenyum, lalu dia bangkit sambil melepaskan celana panjang dan celana dalamnya, sedangkan Yeyen sekarang yang ganti tiduran, lalu

suami-pilih-janda-cerita-dewasa memejamkan mata. Sedangkan aku benar-benar kebingungan dan tidak tahu mau berbuat apa, aku benar-benar pingin buka baju dan join dengan mereka tapi ahh.., kacau sekali pikiranku ketika itu. Mas Zani mulai melakukan persis apa yang dia lakukan ke Yeyen sebelumnya. Nyaris persis sama, aku sampai heran apa memang sudah janjian ya mereka. Mas Zani

sering-hadir-untuknya-cerita-dewasa mulai mencium bibir Yeyen, cuma Mas Zani menciumnya dengan stabil, pelan terus, berbeda dengan Yeyen yang style seksnya aku akui lumayan unik. “Hmmh.., mymmynm..”, Sayang Mas Zani sepertinya tidak profesional, cara menciumnya walau pelan, terlalu tergesa menuju ke bawah. Yeyen mencoba melepaskan t-shirt Mas Zani, lalu Mas Zani langsung

janda-butuh-kasih-sayang-cerita-dewasa melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Mas Zanipun mulai menciumi leher Yeyen. Sementara tangannya meraba-raba payudara Yeyen yang aduhai, “Hmhmhhm.., Hmhmhmh..” Mereka berdua terus mendesah keenakan. Aduh, pemandangan yang cukup menggelikan sekaligus menggairahkan itu benar-benar membuatku kewalahan pada diriku

di-kamar-ukuran-sedang-cerita-dewasa sendiri, diam-diam aku mulai melepaskan t-shirt yang kupakai dan menggerayangi tubuhku sendiri. Mas Zani mulai tidak sabar dan langsung mencopoti kancing demi kancing yang ada di kemeja yang dikenakan Yeyen. Tersembullah payudara Yeyen yang begitu aduhai, putih mulus sekali seperti payudara Chinese, Yeyen segera mengangkat punggungnya,

percakapan-berujung-ngentot-cerita-dewasa lalu Mas Zani mencopot kancing BH-nya yang berwarna krem. Wah.., payudara Yeyen benar-benar besar dan menggairahkan dengan puting susunya yang tebal dan berwarna coklat tua. “Ahh.., Hmm.., Hmm..”, Mereka berdua saling melenguh setiap kali Mas Zani memainkan lidahnya di atas payudara dan puting susu Yeyen. “Hmmh.., Hmhh..”, Setelah

kisah-berawal-6-bulan-cerita-dewasa puas melumat puting susu Yeyen bergantian, Mas Zani akhirnya menjilati perut Yeyen dan ingin melepaskan roknya. Yeyen mengangkat pantatnya, lalu Mas Zani membuka risleting roknya dan pelan-pelan melepaskan rok yang dipakai Yeyen. Setelah sampai di lutut, Mas Zani berhenti dan langsung menciumi kemaluan Yeyen yang masih tertutup celana dalam itu

ku-lihat-dari-pantulan-cermin-cerita-dewasa dengan cepat dan ganas. “Ahh.., Ahh..”, Yeyen mengerang dan mendesah keras keenakan. Aku yang sejak tadi terangsang menjadi semakin terangsang mendengar desahan Yeyen yang sangat menggairahkan, membuatku tidak tahan dan mulai memegangi kemaluanku sendiri, menggesek-gesekkannya dengan tanganku. Akhirnya Mas Zani melepaskan celana

meraih-tubuhnya-wanita-cerita-dewasa dalam Yeyen dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali. Rambut di kemaluan Yeyen cukup tipis, sehingga memudahkan Mas Zani menjilatinya sepuasnya. Sesekali kudengar “Slurrp.., slurrp..”, sepertinya Mas Zani suka sekali menyedot kemaluan Yeyen. “Ahh.., Zan.., Ahh.., Zan.., Enak Zan..”, desahan Yeyen semakin keras saja karena merasa

ketemuan-dengannya-cerita-dewasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Tidak berapa lama kemudian, Mas Zani berhenti lalu bertanya, “Yen, boleh sekarang?” Sambil tetap merem, Yeyen cuma tersenyum dan mengangguk. “Pelan-pelan yach..”, bisik Yeyen mesra. Kemudian Mas Zani memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Yeyen, “Uh.., uhh.., Ahh..”, Sedikit kesulitan yang

mengenal-namanya-sayang-cerita-dewasa mereka hadapi, sekarang Mas Zani sudah mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vagina Yeyen. “Ahh.., ahh.., aduh.., ahh..”, Mereka berdua saling mendesah sambil terus melanjutkan permainannya. Yeyen masih tetap dengan stylenya, kadang menarikan pinggulnya pelan-pelan, lalu cepat, pelan lagi. “Ahh.., Ahh.., Ahh..”, Mas Zani memaju-

pertamaku-dengan-yanto-ngentot-cerita-dewasa mundurkan badannya pelan-pelan sedangkan Yeyen asyik menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan tempo yang tidak beraturan. Aku jadi semakin tidak tahan melihat apa yang mereka lakukan, aku segera berjalan menuju kamar mandi, langsung kulepas celana panjang dan celana dalamku dan kugesek-gesek kemaluanku sendiri cepat-cepat. “Ahh..,

bentuk-tubuh-yang-tinggi-cerita-dewasa Hmmh.., Ahh..”, Aku mendesah-desah kecil dengan apa yang kulakukan terhadap diriku sendiri. Lalu.., “aahh..”, Aku orgasme, spermaku semuanya terjatuh di lantai kamar mandi. Tubuhku rasanya nikmat sekali beberapa saat, lalu terasa lemas dan sepertinya aku merasa bersalah telah melakukannya. Aku segera menyiram ceceran sperma di lantai kamar mandi,

bermain-ngentot-dengan-anak-anak-cerita-dewasa melepas seluruh bajuku dan mandi. Setelah segar, aku hampir tidak percaya waktu keluar ternyata mereka masih saja bermesraan bersetubuh. Aku langsung berjalan keluar kamar, sedangkan mereka tidak menghiraukanku sama sekali, benar-benar gila..! Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu sambil ngobrol dengan Lenny dan teman-temannya

di-perkosa-sangat-mau-cerita-dewasa yang kebetulan ciban semua. Mereka menawariku rokok tapi aku tolak. Setelah beberapa menit melakukan percakapan yang membosankan dan bikin mual, aku cuek saja dan asyik melihat TV, sambil menunggu Mas Zani dan Yeyen selesai melakukan aktivitasnya. Menit demi menit berlalu, gila.., lama sekali. Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu

minta-di-antarkan-pulang-cerita-dewasa kamar Yeyen. “Gilaa..”, pikirku, lama sekali mereka begituan. Mas Zani dan Yeyen tersenyum geli pertama kali melihatku, mungkin mereka menganggap tingkahku di dalam kamar tadi lucu, lalu Mas Zani bertanya. “Don, kamu mau ikut renang?”. “Mau sich.., tapi aku tidak bawa celana renang tuch..”, jawabku agak kecewa. “Tidak pa-pa kok, ntar kita

kalangan-anak-muda-cerita-dewasa bisa pinjam celana renang di sana..”. Ya sudah, akhirnya jadi dech.., Setelah berpamitan, Mas Zani dan aku pulang. Di rumah kami langsung mempersiapkan segala kebutuhan renangnya. Jam menunjukkan sekitar pukul 16.30, kami bersiap pergi. Tepat waktu Mas Zani hendak menyalakan mobil, ada suara teriakan. Ternyata sepupu Mas Zani, “Mobilnya mau dibawa

pak-dukun-sangat-senang-cerita-dewasa papanya lho..”, katanya. “Sial!” gerutu Mas Zani. Terus akhirnya Mas Zani telepon taksi, beberapa menit kemudian datang, lalu kami ke tempat kos Yeyen dulu untuk menjemput Yeyen. Eh, ternyata tidak hanya Yeyen yang ikut, tapi adiknya, Lenny, diajak serta. Aku tanya pada Lenny, “Lho, kok kamu ikut, katanya sakit tenggorokan. Nanti ikut renang?”. “Iya

rencana-yang-baik-cerita-dewasa dong.., tidak Papa, nemenin Yeyen nich..” jawabnya enteng. Wah, nekat juga ini anak, pikirku. Taksi kami langsung meluncur ke Graha Residen, di sana ada kolam renangnya yang cukup besar dan ramai, termasuk para turis. Yeyen, Lenny, dan aku yang belum bisa berenang cuma berputar-putar saja di pinggiran, sedangkan Mas Zani berkelana ke sana ke mari dengan

ngentot-menginjak-usia-lanjut-cerita-dewasa bebasnya. Waktu ada kesempatan, aku tanya pada Mas Zani soal Yeyen. Ternyata dia baru kenal Yeyen dua minggu, dan pertemuan pertamanya di kolam renang. Seminggu kemudian mereka langsung pacaran, lalu besoknya mereka melakukan hubungan badan. Mas Zani baru pertama kali itu bersenggama, sedangkan Yeyen sepertinya sudah berkali-kali,

maksud-kedatanganku-cerita-dewasa soalnya kata Mas Zani, Yeyen sudah tidak perawan lagi. Mas Zani juga bilang, “Kata Yeyen tuh si Lenny masih perawan, dianya agak menyesal juga pacaran sama Yeyen, bukan sama Lenny yang masih perawan”. Aku sempat ngobrol juga sama Lenny, yang sepertinya cuma bersandar saja di pinggiran. Sekitar jam 19.00 kami selesai renang dalam keadaan

filippo-inzaghi-jelang-melawan-as-roma menggigil kedinginan, lalu setelah itu memanggil taksi Zebra, karena entah kenapa, Graha Residen hanya menyediakan taksi Zebra. Tidak kuduga, ternyata taksinya lama sekali datangnya, kami ngobrol-ngobrol lama juga. Mas Zani asyik ngobrol dengan Yeyen, sedangkan Lenny yang kelihatannya dicuekin mulai kuajak ngobrol. Ternyata Lenny ini masih

sangat-aku-sukai-dia-cerita-dewasa.html SMU kelas 2. Selain suka rokok, katanya dia juga suka minuman keras. Hmm, aku jadi mikir apakah dia juga suka obat-obatan dan.., free seks. Tapi aku tidak berani menanyakannya, terlalu dini ah. cuma yang aku perhatikan, Lenny agak tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, dan dia tidak berani menatapku secara langsung, malah sepertinya menunduk terus.

sakit-sekali-kang-cerita-dewasa.html Good sign, pikirku. Mungkin sekitar setengah jam kemudian baru taksinya datang. Lama banget sich.. Akhirnya sampai juga, setelah mengantarkan Yeyen dan Lenny, saya dan Mas Zani pulang. Aku asyik memikirkan pengalamanku barusan, memperhatikan orang melakukan hubungan seks. Sekitar jam 20.30, Mas Zani mengajakku pergi, mau mengembalikan VCD.

nafsu-mulai-menguasai-diriku-cerita-dewasa.html Ya sudah, aku ikut saja, siapa tahu diajak makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich. Walau naik sepeda motor, kami tidak pakai helm, katanya tempat persewaan VCD-nya dekat. Eh, ternyata memang dekat sekali dan tidak melewati jalan raya. Setelah itu Mas Zani bertanya, “Don, aku mau mampir ke tempat Yeyen nich.. Kamu ikut tidak?”. TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar