Selasa, 31 Maret 2015

Ngentot Dengan Guru Guru SDN


Ngentot Dengan Guru Guru SDN

Sore hari itu, dari sebuah sudut bangunan sebuah sekolah dasar yang terletak di pinggir kota KA, sayup-sayup terdengar suara desah halus yang nyaris tak terdengar. Desahan itu terdengar seperti ditahan-tahan. Di balik pintu toilet khusus guru-guru SD , nampak sosok seorang pria tengah berdiri menempelkan kupingnya . Dengan seksama ia mendengarkan desahan yang terdengar amat merangsang itu. Pria itu bernama Adam, Guru olah raga sekolah itu yang umurnya sekitar 25 tahun. Di dalam toilet sesosok wanita dengan setelan blazer dan rok panjang coklat muda nampak sedang terduduk di pinggir bak mandi, jilbab panjang berwarna putih membalut kepalanya.
Rok panjang semata kakinya telah tersingkap, jemarinya yang lentik meraba-raba klitorisnya. Matanya tertutup seakan sedang melayang ke dunia lain. Dari bibir tipis guru cantik itu sesekali keluar desisan-desisan kecil “sshh..emhhh”. Sekarang perempuan cantik berjilbab itu nampak berpindah posisi menghadap tembok sembari membungkuk menahan tubuhnya di tembok toilet dengan sedikit menungging. Tangan kanannya bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisnya dari depan. ”Uuuh…mmhhh…ssshhh…”, desis wanita berjilbab itu pelan tertahan.
Keringat nampak mulai mengalir dari atas keningnya. Saat PNS manis berjilbab itu hampir tiba di puncak kenikmatan, tiba-tiba,”Braaak!!”, bunyi pintu toilet didobrak paksa. ”Ustazah Dila!”, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet. Matanya yang tidak berkedip sedikitpun melihat perempuan cantik berseragam dan berjilbab itu. Diapun tersentak kaget, “Ustad Adam!!”, katanya kaget setengah berteriak. Karena kaget dan tidak tahu berbuat apa, yang dipanggil Ustazah Dila alias Padila perempuan berjilbab itu langsung jongkok merapatkan kakinya, namun tangannya masih berada diantara selangkangan. Dila yang begitu kaget sampai lupa menarik tangannya dari situ. ”Ustad Adaamm keluar!!”, hardiknya panik. Wajahnya yang cantik terbungkus jilbab putih sedada itu nampak pucat karena takut dan malu. Yang dihardik, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.
”Ngapain pak??!!… Keluar!!”, hardik Dila sekali lagi sembari tetap berjongkok sambil merapikan rok panjangnya ke bawah yang tadinya tersingkap sampai sepinggul. ”Ustazah Dila”, kata Adam seraya mendeka dan mendekap tubuh guru perempuan berjilbab itu. Perempuan itu terhenyak kaget, tapi tidak berani berteriak karena takut kalau-kalau ada orang yang mengetahui kalau dia bermasturbasi di toilet sekolah. ”Jangaan pak”, ronta Dila seraya berusaha melepaskan dekapannya. Perempuan berjilbab itu menggeser tubuhnya untuk
melepaskan diri dari dekapan pria tersebut, namun dia tetap mendekap Dila erat-erat. Sampai-sampai PNS berjilbab itu hampir menabrak dinding. ”Tolong…jangan paak”, pintanya dengan suara memelas ketakutan. Namun pria paruh baya tersebut tidak menggubris rengekan gadis berjilbab berusia 24 tahun itu bahkan dia malah mendekatkan wajahnya serta menciumi leher Dila yang tertutup jilbab putihnya. ”Jangaaan”, pinta Dila dengan pekik tertahan. Adam nampak begitu beringas dengan nafas mendengus sambil menciumi leher yang tertutup jilbab putih.
Tangannya mulai meraba-raba buah dada guru berjilbab itu dari luar baju seragam coklat mudanya. Dila sadar kalau dia terjebak makanya dia berusaha melawan. Dengan sekuat tenaga didorong tubuhnya dan berhasil. Pria itu terjatuh di lantai toilet. Memanfatkan situasi itu, Dila bergegas ke arah pintu. Namun tatkala hendak mencoba membuka grendel pintu toilet, tangan PNS berjilbab itu tertahan oleh tangan Adam yang kekar. ”Lepaskan”, kata Dila meronta. Namun Adam yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkannya lagi. Pria itu malah memiting tangan kanan guru cantik
berjilbab itu ke belakang dengan kasar, sedang tangannya yang lain menahan tangan kiri Dila di dinding. Perempuan berjilbab itu terjebak nampak tubuhnya seperti terkunci dan tidak bisa bergerak. ”Adaammmm …sakit..lepaskan”, pinta Dila dengan suara memelas. ”Ustazah Dila… biarkan aku…”, bisik pria itu ketelinga Dila yang tertutup jilbab itu disertai dengusan. “Ahhh lepaskan”, pinta guru SD yang cantik itu memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekar pria itu menekan tubuh Dila ke dinding.
Perempuan berjilbab putih itu nampak panik ketakutan ketika merasa ada benda yang keras kenyal menekan kearah bokongnya yang tertutup rok panjang berwarna coklat muda itu. Guru perempuan itu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangan Adam. ”Sebaiknya Ustazah Dila jangan berisik, nanti ada orang yang dengar. Biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau Ustazah Dilauah masturbasi di kamar mandi”, ancam Adam. Ancamannya begitu mengena sehingga guru cantik berjilbab itu menghentikan perlawanannya.
Mengetahui mangsanya mengendurkan perlawanan, tangan-tangan kekar pria itu menarik kedua tangan Dila merapat kedinding hingga saling berhimpitan. “Jangan paak, kumohhhon jangaan”, pinta guru berjilbab itu memelas kepada Adam. Tapi sia-sia, tangan kanan pria itu dengan bebas meraba-raba buah dada Dila sambil sesekali meremasnya. Sedangkan tangan kiri pria itu mengunci kedua pergelangan tangan Dila yang merapat didinding. Ekspresi wajah berbalut jilbab putih itu terlihat ketakutan bercampur sendu. “Aahh Ustazah Dila….teteknya gede banget emmhh…”,
kata-kata kotor sekaligus memuji keindahan tubuh Dila keluar dari mulutnya. Kurang puas meraba buah dada perempuan berjilbab itu dari luar blazer lengan panjang berwarna coklat muda tersebut, tangan Adam yang kasar meyusup masuk kedalam baju yang dikenakan Dila. ”Ammpuun pak lepaskan”, mohon Dila kala pria itu mulai memeras kedua buah dadanya. Namun Adam tidak menggubrisnya, malah guru cantik berjilbab itu merasakan penis pria itu sudah sangat keras sekali menabrak-nabrak pantatnya. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhi Dila.
”Ugghh…sssayaang…puaskan kont0lku sekarang yah?”, bisik Adam pelan penuh nafsu sambil menarik rok panjang semata kaki coklat muda Dila keatas. “Pakk..jangan…jangan. Kasihani saya”, kata guru berjilbab itu memelas putus asa. Sepertinya apapun yang dikatakan Dila tidak dapat membendung nafsu setan Adam. Sejenak Dila tidak merasakan tangan kanan pria itu meraba-raba tubuhnya.
Penasaran apa yang dilakukannya, guru berjilbab itu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya Dila tatkala melihat pria itu mengeluarkan penisnya. Meski guru cantik berjilbab itu tidak melihat dengan jelas namun bisa terlihat bentuk penis pria tersebut besar dan hitam legam keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kaget Dila, Adam menekan tubuh perempuan berjilbab putih itu hingga menempel ke dinding. Dirasakannya benda kenyal dan keras itu sedang menggesek-gesek dan menabrak pantat Dila.
”Ssshhh pantatmu montok banget sayang..”, kata Adam seraya meremas remas pantat guru cantik berjilbab itu. Dila terhenyak kaget karena teringat ketika bermasturbasi tadi dia melepas celana dalam dan masih tergantung di pintu toilet. Dila nampak sudah pasrah karena meras tidak mungkin lepas. Terasa oleh guru berjilbab itu sebuah benda keras dan kenyal sedang menggesek-gesek belahan vagina miliknya yang licin seperti mencari-cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di celah bibir vagina Dila.
”Ampun pak…Jangan…tolong kumohon..”, pinta Dila lagi putus asa kala menyadari dalam hitungan detik penis Adam akan segera masuk kedalam tubuhnya. ”Oohh…Ustazah Dila udah lama saya pengen giniin kamu. Kamu seksi banget”, jawabnya tanpa memperdulikan permohonan perempuan berjilbab itu. Dan tiba tiba terasa oleh Dila pria tersebut mulai bergerak menyeruak masuk membelah bibir vagina miliknya. Panik, Dila sekuat tenaga mencoba melawan dengan sisa-sisa harapannya.
Namun bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuh Dila penis pria itu malah makin terbenam masuk ke dalam lubang vagina miliknya. ”Aaaah tidaaak!!”, jeritnya dalam hati ketika merasakan batang kejantanan pria itu membenam memenuhi vaginanya. Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab putih itu nampak ingin menangis sembari menggigit bibirnya. Sungguh , vagina Dila yang sudah basah ketika bermasturbasi tadi malah memudahkan batang penis Adam itu masuk.
Penis yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vagina Dila dengan gerakan pelan tapi pasti. ”Uugghh…mmmh.. Dilaaa, memmme3kmu enak banget…ooohhh…”, desahnya meracau didekat telinga Dila yang tertutupi jilbab ketika penisnya dibenamkan sedalam mungkin hingga menyentuh rahim miliknya. ”Nnggghh…mmmhh……”, desah Dila seolah membalas racauan nikmat Adam. dalam hati. Raut wajah cantik yang terbalut jilbab putih itu nampak
sedikit mengernyit seakan menahan perih karena mungkin belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke dalam vaginanya. Ketika batangan itu amblas, Dila terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya itu berkecamuk dikepalanya. Dila pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak menyangka fantasinya untuk bercinta di toilet sekolah dan disetubuhi dari belakang kesampaian juga, tetapi bedanya bukan dengan sosok pria yang ada dlam fantasinya selama ini.
Tapi kenyataannya, laki-laki yang sedang mendesah-desah dibelakang perempuan berjilbab ini, yang sedang membenamkan dan memaju mundurkan penisnya ke dalam lubang surgawinya ini adalah penjaga sekolah dasar ini. Kenyataan yang harus diterima Dila kala Adamlah yang sedang asyik menikmati dan memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluan miliknya. ”Oooh Innnahh…sssayyanghh…ohhh enaknyah”, desah Adam sambil meracau nikmat berkali kali.
”Sshh…ngghh..mmmh”, desis Dila kecil seakan mulai merasakan nikmatnya genjotan Adam. Guru Olah raga itu terus menyodok dan memompa penis miliknya sedalam-dalamnya tanpa henti. Kedua tangan Dila masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet. Makin lama perempuan cantik berjilbab ini hanyut oleh getaran birahi yang mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar keseluruh tubuhnya. “Sshh…mmmh…mmmmh”,
desis Dila pelan dengan tubuh yang terguncang-guncang menerima sodokan penis Adam dari belakang. “Enakkan sayyanggh..?”, tanya Adam tiba tiba. Dila hanya terdiam malu, tidak berani berkomentar seraya menundukkan wajahnya yang terbalut jilbab itu seraya mencoba menghindari usaha bibir Adam yang ingin mengecup pipi kanannya. “Tunggingin dikit dong sayanghh..”, pinta Adam sambil menarik bongkahan pantat guru berjilbab itu keatas.
Tanpa menjawab Dila menunggingkan sedikit pantatnya. ”Emmh pantat kamu memang montok banget sayang, nggak salah apa yang aku khayalkan selama ini”, ujar Adam seraya meremas remas bokong Dila dengan gemas. Sambil tangan kirinya menahan pinggul guru cantik berjilbab itu, Adam kembali menyodokkan penisnya kembali. “Ough.. pak pelan..”, pinta Dila kala merasakan penetrasinya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Mungkin karena perempuan berjilbab itu menunggingkan pantatnya sehingga posisi vagina itu benar-benar bebas hambatan. Adam tidak
memperlambat sodokannya malah dipercepat, membuat Dila mulai mendesah pelan penuh nikmat. ”Sshh..ngghh..”, desis Dila pelan kala merasakan gesekan batangan Adam di lubang vaginanya. Melihat tubuh guru berjilbab yang terdorong dorong ke depan, Adam dengan sengaja melepaskan kedua tangan Dila sehingga ia dapat menahan tekanan tubuh pria itu dengan kedua tangan Dila bertumpu pada tembok. ”Sshh…gilaa nikmatth banget”,
erang Adam seraya kedua-tangannya mencengkeram dan meremas remas bokong yang bulat padat milik guru cantik berjilbab itu sambil tidak berhenti menyodok-nyodokkan penisnya ”Ooh…sayyangghh..oooh”, desah Adam semakin kencang. “Ohh…ngghh..pp..pak…ja..jangan berisik pak..”, pinta Dila karena takut desahannya didengar orang. ”I..i..iyahh..Innhh.. emhh abis mem3kmu enak bangetthh…ughh..”, katanya pelan dengan nafas menderu.
Sodokan pria tersebut semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokong guru cantik berjilbab itu, Adam menguakkan belahan pantat Dila. Dan satu jari pria itu mulai membelai anus Dila. Kontan Dila menggeliat seraya menggoyang pantatnya kekanan dan kekiri karena kegelian. ”Ooooh… Ustad Adam..oooh”, Dila tidak lagi mendesis tetapi mendesah karena rasa nikmat yang tercipta dari sodokan penis Adam ditambah gesekan jarinya yang membelai anus milik gadis berjilbab itu.
Semua seperti racikan yang pas membuat guru SD berjilbab itu lupa diri membuatnya tidak dapat membendung desahan nikmat yang keluar dari bibirnya. “Ooghh…oohhh…ngghh..”, desah Dila menggila kala jari Adam menusuk-nusuk kedalam anus guru berjilbab itu. Refleks, pantat Dila semakin menungging. Setiap kali pria itu menarik penisnya jari ditusukkan kedalam anus Dila.
Gerakan dua insan yang berlainan jenis itu semakin panas. Pantat guru cantik berjilbab itu nampak bergetar-getar hebat kala penis dan selangkangan Adam membentur-bentur keras bokong Dila. Kepala Dila yang terbungkus oleh jilbab putih itu nampak mengangguk-angguk kepayahan menerima sodokan Adam sedari tadi.
Desahan dan racauan dari mulut kedua mahluk lain jenis ini juga semakin tidak karuan. Baju seragam PNS coklat muda serta jilbab putih yang dikenakan Dila nampak basah kuyup akibat keringat serta suhu lembab dan panasnya persetubuhan itu. “Akkuu..mau keluar..ahh…Dilaaaa”, erang Adam yang hendak mencapai klimaksnya. ”Oooh…emmmh”, desah Dila lebih keras seraya merapatkan tubuhnya ke dinding diikuti
Adam dengan menyodokkan penisnya dalam-dalam. Bahkan Adam juga menusukkan jarinya sampai amblas kedalam lubang anus Dila. ”Aakkhhhh….”, pekik tertahan guru cantik berjilbab itu panjang tanda dia mencapai puncak orgasmenya (walau kenyataannya guru berjilbab itu habis diperkosa). Ditelannya air liurnya sendiri seraya menikmati sisa
kenikmatan puncak orgasme tadi, sedang penis Adam ternyata masih sibuk memompa liang vagina Dila. Kedua tangannya memcengkeram pantat yang bulat dan padat itu sambil memompa penisnya dengan ganas. Dan, “Okkhh…dilaa..oooh”, erang Adam sambil menghentakkan selangkangannnya rapat-rapat ke pantat Dila sambil menekan tubuh guru berjilbab itu hingga tertekan kedinding. Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab itu nampak kaget kala menyadari penis
Adam menyemburkan sperma hangat memenuhi rahim miliknya. Berkali-kali pria itu menghentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuh Dila terdorong ke tembok. ”Ooh… emmmh…”, desah Dila sang guru berjilbab itu tanpa sadar ikut menikmati sensasi Adam berorgasme di dalam liang vaginanya. Denyutan serta semprotan spermanya berhamburan hangat keluar membasahi rahim Dila.
Sekilas raut wajah guru cantik berjilbab itu seakan tersadar kembali. Dirapatkan tubuhnya kedinding dan menarik nafas seraya teringat kalau dia memang sudah mau haid. Dalam hati Dila hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimnya.
”Ustazah Dila…emmh”, desah pria itu seraya mencoba mencium pipi Dila. Guru berjilbab itu menolak sembari mendorong Adam dengan mata melotot. Melihat Dila yang protes, Adam segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan penisnya yang masih dilumuri cairan vagina guru berjilbab itu.
”Cepat keluar pak”, hardik Dila dengan suara lantang sambil merapikan rok panjangnya. Adam tanpa berkata apa-apa langsung keluar dari toilet. Guru berjilbab itu lalu langsung membersihkan kemaluannya dari sperma Adam yang mengalir keluar. ”Ihh…banyak banget spermanya”, pekik Dila dalam hati. Selesai merapikan baju seragam PNS-nya, guru berjilbab itu lalu mengendap
endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Dan Dila pun pulang dengan perasaan berkecamuk, apakah dia baru saja dipaksa berhubungan seks oleh orang yang tidak diinginkannya ataukah dia memang justru menikmatinya? Ahh…entahlah.

Nama saya Florence Kim, saya adalah warga Indonesia keturunan Korea yang sekarang sedang berada di Italy untuk tujuan bisnis Saya mempunyai pacar bernama Erick, seorang warga Roma, tapi sekarang saya tidak menceritakan pengalaman saya bersama Erick. Pagi itu, kami makan pagi berdua sambil ngobrol-ngobrol ringan. Erick ada meeting dengan factory jam 11 pagi, jadi saya mungkin menghabiskan waktu dengan jalan-jalan sendiri, tapi tidak masalah soalnya saya sudah terbiasa kemana-mana sendiri.

So, setelah cium perpisahan dengan Erick, saya mulai berbenah diri. Pagi itu udara summer kebetulan sangat indah buat jalan-jalan. Saya memakai skirt-dress katun pendek, sekitar 10 cm di atas lutut, motif floral, dengan canvas-shoes di padukan dengan straw hat yang saya beli di Yogyakarta. Sip deh, komentar saya setelah mengecek sekali lagi di cermin. Baju ini bagus juga, leher bajunya yang berbentuk kotak, low cut memperlihatkan dada saya yang putih dan berukuran 36B.

Waktu saya turun dari kamar, melewati lobby yang crowded, saya sempat merasa tatapan mata yang tertuju pada saya, apa karena saya manis atau jarang kali ngeliat cewek Asia, tapi lumayanlah buat tambah PD. Saya berjalan-jalan menyusuri jalan kecil di samping hotel. Tidak lama kemudian saya sudah berada di tengah toko-toko dan kafe-kafe kecil. Mungkin daerah pasar kali, soalnya saya baru pertama kali berada di Roma. Entah bagaimana melukiskan perasaan kalau kita

berada di tengah-tengah kota yang ramai tapi semuanya asing buat kita. Something scary tapi agak menggoda karena banyak hal yang baru, seperti tampang cowok-cowok Italy yang lagi cofee break dengan baju kantor yang rapi. Kulit mereka yang kecoklatan, dagu yang keras dan mantap plus itu lho.. sisa cukuran yang masih kebiru-biruan bikin gemes pengen ngelus dech, juga perasaan mau nyobain bagaimana rasanya bercinta dengan mereka. So, saya berjalan santai dengan pikiran yang bercampur aduk. Akhirnya saya berhenti di depan bus station, kemudian setelah saya pelajari rute di map saya, saya mau pergi ke Via Condotti. yah, buat window shopping.

Waktu saya naik ke bus tersebut, bus-nya lumayan padat, tapi tidak seperti di Jakarta sampai bergelantungan di pintu. Paling lorong bus itu penuh orang berdiri sambil berpegangan di pipa besi. Saya juga tidak menemukan tempat duduk jadi saya pilih tempat yang kelihatan agak kosong sambil berpegangan di pipa juga. Kemudian bus-nya melaju. Saat menit-menit pertama, saya melihat-lihat sekeliling sambil bus itu melaju. Saya merasakan angin bertiup menerpa wajah dan bermain dengan rambut saya yang lurus sebahu. Waktu bus itu berbelok, saya merasa ada

sentuhan ringan di paha saya.. kaget, saya melihat sekeliling tapi tidak ada yang ganjil. Saya melihat orang-orang sedang bercakap-cakap dan tidak ada yang mencurigakan. Saya mulai merasa ganjil karena keasingan saya di tengah-tengah bahasa mereka. Karena tidak menemukan sesuatu yang aneh, saya pikir itu mungkin ketidaksengajaan, lalu saya kembali memandang lurus ke depan. Tapi tidak lama kemudian, tangan itu kembali lagi dan kali ini mengelus pantat saya dengan pelan. Saya menoleh mencari siapa tapi lagi-lagi tidak ada yang saya dapati. Lalu bus berhenti,

masuk lagi segerombolan orang sehingga saya makin terhimpit. Saya pikir kalau sudah begini tidak mungkin lagi orang itu berani pegang-pegang, tapi dugaan saya salah karena tidak lama kemudian saya mulai merasakan tangannya di belakang lutut saya, bergerak naik ke atas paha saya. Terus terang saya terangsang sekali karena bagian tengah agak ke belakang dari lutut ke paha itu salah satu daerah sensitif saya. Antara perasaan gundah, mungkin sungkan siapa tahu ada yang memperhatikan, tapi juga mulai terangsang jadi saya diamkan saja. Karena tidak ada yang bisa

saya lakukan di tengah kepadatan bus dan pikir saya, toh dia cuma bisa pegang-pegang, lagi pula saya melihat di sekitar saya itu banyak cowok-cowok berpakaian rapi yang mungkin mau makan siang. So, insting iseng dan cuek plus pengen tahu saya lebih kuat daripada perasaan malu. Saya ingin tahu sejauh mana tangan orang tersebut bereaksi dan juga ngapain malu, nggak ada yang kenal saya ini, lagian cowok-cowok yang dekat saya cakep-cakep. Mungkin karena saya diam saja, tangan itu mulai berani bergerak perlahan terus ke bagian atas paha tengah saya.

Saya semakin grogi. Sambil menahan rasa nikmat yang mulai menjalar dari paha, saya gigit bibir saya, karena takut saya nanti bersuara (karena kebiasaan saya suka berisik). Saya mencoba untuk menyatukan kaki saya supaya tangannya tidak bisa menggerayang ke atas lagi tapi tidak bisa, karena bus itu bergoyang-goyang, yang membuat badan saya jadi limbung sehingga kaki saya harus agak direnggangkan supaya bisa berdiri dengan stabil. Diantara perasaan nikmat plus tegang, tangan itu semakin berani kali ini dia maju ke atas, menuju ke celana dalam saya.

Tangannya mulai membuat lingkaran-lingkaran kecil tepat di daerah sekitar lekukan pantat saya sebelah bawah dan di atas vagina saya yang tertutup celana dalam. Wow, makin terangsang plus grogi deh. Kali ini saya agak melenguh sedikit tapi tidak mengundang perhatian penumpang sebelah saya, mungkin mereka pikir saya kecapekan berdiri kali. Tapi si pemilik tangan ini makin berani setelah mendengar desahan saya. Dia mulai menyisipkan

jemarinya ke dalam celana dalam saya yang mini itu. Tidak sulit karena mini, dia bisa merasakan daerah itu mulai basah karena ulahnya. Sungguh sulit untuk melukiskan perasaan saya saat itu.. mungkin pembaca bisa coba untuk membayangkan posisi saya di daerah yang asing dan baru. Karena dapat angin merasakan kebasahan saya, dia mulai berani membuka bibir kemaluan saya dan memainkan jemarinya di antara kedua bibir itu sambil sesekali melingkar-lingkar di clitoris saya.

Aduh, pembaca sungguh nikmat rasanya. Saking tidak kuat menahannya saya rapatkan lagi paha saya. Lalu dengan tiba-tiba saya mencoba untuk menjebak tangannya di antara paha saya, tapi refleksnya sangat bagus sehingga dia sempat lolos waktu itu. Lumayanlah pikir saya untuk catch my breath again. Jantung saya berdegup sangat kencang sampai-sampai saya takut kedengaran sama yang lain.

Ujud Karo Pelajar Ayu Kotho Cerita Dewasa

Ujud Karo Pelajar Ayu Kotho Cerita Dewasa


nyari universitas sibuk. Kutha mahasiswa Understandably, everyone iku sibuk lan fro looking for sekolah. Baseball wong baseball wanita kabeh panitia sibuk legalized, certificate, formulir pendhaftaran lan sanesipun. Uga karo kula. Aku wis mantun College ing universitas sing paling misuwur ing negara kang ing kutha piye wae. Aku kudu bisa hard supaya pass Boo, College domestik ujian ngleboke. Salah perjuangan iki learning nalika looking for mentors sing sumurup bab prakara - prakara Boo. Sing afternoon nalika aku mentheleng ing house nglepasin kroso kesel sawise sinau kabeh dina, Anto teka karo mancal kang anyar branded 'keplok. "Heh, ... mlebu - teka ing!" Aku pitutur ngidini wong entri menyang house. "He ... he ..., ora duwe ... aku enggal-enggal - rush" Paring wangsulane Gusti Yesus karo grin kaya jaran. "Apa ing neraka, koq cepet-cepet dadi? Dateng New wis pengin keplok maneh !, Sit mudhun!" Aku ngandika upset. "Cepet-cepet ing ala?", Gusti Yesus banjur ngandika ora becik, "Sampeyan wis padusan balon?". "Delicious wrote, ya durung ana! Kayaks ora ngerti sampeyan wrote!", Timpalku. "Wis, Cepet-cepet, ora duwe padusan. Ngganti sandhangan ana, banjur gunakake shoes, sing teka karo kula". "Uh, apa iki? Aku ora guilty sir! Iku ora kula sing nyolong pitik, kang .. he .. apa sing dilakoni kanggo?" Aku takon. "Casa del Mar, ora duwe akèh pitakonan, Cepet-cepet !!!", ngandika angrily. "Ya, ya, ... santae wrote," aku mangsuli. Long crita cekak aku lunga lan sugeng riyadi Motors nggunakake ngacirnya. On cara aku miwiti sabar. Aku takon ing konsentrasi Antok kang safari. "Uh, kowe arep menyang endi tho Kayak wrote crita detektif nggunakake rahasia - kabeh papan pangibadahe wong".., "Cukup kalem, ngandika kita badhe pass UMPTN, Naah, aku ngajak sampeyan menyang Panggonan aku sumurup Panjenenganipun tutor tutoring 'Primagama' Saiki iku maneh ora ora jumlah mulangi. Dadi, kita bisa mangerteni padha .. marang? ", Paring wangsulane Gusti Yesus. "Huuuu ... aku mikir ngendi ... yen ngerti dadi, sadurunge aku ora arep teka .... Cukup kesel otak ya, kabèh dina iki mung mikir bab sing padha minangka cosine sine iku", aku ngagetake. "Wrote Santae, ntar ana sing temtunipun Seger maneh, dijamin deh!", Paring wangsulane. Nggoleki, aku panginten. Oalah ora bisa bantuan iku, amarga aku adoh saka ngarep uga. Sepuluh menit mengko kita ngrambah wilayah ing sisih lor saka mahasiswa kutha kang kinasih. Iki wilayah misuwur kanggo kelangan lan kalem, supaya akeh wong teka kene kanggo sumilir lan mesthi pangenalan. Aku uga digunakake kanggo teka kene ing apartemen sandi gendakan kang rodo sableng iku. Kita kawitan sengaja courting kene Malem - Malem, amarga iku sepi lan ana mesthi bisa dadi nudge sethitik nudge ing kene. Ana gambar gendakan dhewe nalika lungguh ing mancal. Supaya kerep, kita tak kanggo duwe Panggonan favorit, panggonan strategis ngendi baseball iku wong sing bisa ngelihat kita piyambak. Nanging ing nalisir, saka ngendi kita bisa bebas ngawasin kabeh prilaku wong teka lan arep metu. Asring kita bebarengan muasin saben liyane nalika ndeleng 'live show'. Aku kerep iki diputer clitoris dheweke lan dheweke uga alon-alon samubarang kang angel otongku nalika kita loro ngitip nookie saka kadohan nyedhaki cedhak. We loro isih kebak sandhangan mesthi, awit wedi balesan teka - teka ana wong sing mergokin. Supaya kita aja sandhangan ora reged, aku kerep takon marang ngisep ing Otong kanggo climax ing tutuk. Ing kawitan kang durung kaya, nanging sawise dheweké nyoba ngrasain rasa sperma, kang ana kecanthol. Girl ora apik, yen ora bakalan ngeluarin climax Cairan dadi luwih minangka wong lanang ora duwe keganggu - keganggu mbersihinnya. Carane partner kaya iki apa ndadekake kita loro wareg minangka wareg - wareg. Aku dadi wareg, siji jam pesawat Aku climax patang kaping lima nalika piyambakipun bisa njaluk rolas malah Welasan kaping, edan utawa ora? Memori ora pecah amarga teka - teka mancal Anto nangkis marang house nyedhaki gedhe. Boten banget apik, loro-crita, lan manicured. Aku ora éling yen kita loro wis munggah ing yard. "Ayo kula waca ya?", Said Antok. Sawise kita tak mati mancal Antok dadi menyang house nalika Aku iki kiwa piyambak ing yard ngarep kaya blo'on ing. Good uga malang. Wektu ana bab - bab wis ing setengah kepungkur enem ing wayah sore, srengenge setelan katon cetha lan becik. Omahé padha apik, aku panginten. Kalem, kelangan, adoh saka wong akeh tengen kiwa mung kothak. Ngiwa lan pepadhamu tengen kadohan adoh - adoh. "Eh, Siyah !! Ntar hysterics anyar ngerti mikir kowe !!", snarled ing Antok sing misale jek wis medal malih. "Heh? Wis? Delicious wong ya ninggalin!" Aku mangsuli. "Gitu wrote duka !! Ayo ing, aku kenalin padha Ms. Lina", kang ngandika karo grimace mamerin untu. "Ma'am Lina? Tentornya girl kanggo aku Nyamperin wong !!" aku mangsuli. "Eh .. teka ing .... Kok isih ngluwihi tho ??? Go ... pindhah ing!" ketoke Ms. Lina, kenalan Antok wis dibukak lawang kamar turu. Manis, aku panginten. Bojone kulit ana putih complexioned, dhuwur, rada luwih dhuwur tinimbang Antok. About - bab babagan 163 cm. Raine oval karo irung cetha. Paling macem iku lambé. A abang cilik. Pundhak-dawa ireng rambute. Bojone awak cantik apik, sing sethitik lancip nanging plump, utamané bokong lan dodo. Panjenenganipun ngagem rok putih kang cendak lan klambi ngeculke. Bojone sikil padha Gamelan putih. Saka kaos semi-transparan sing bisa katon Bhnya nyenyet. BH iku model ngagem kotang sing tanpa lengen menek, supaya mung mubeng maneh. Aku ora ngerti apa jeneng model nanging ana temenan banget seksi. Ms. Lina ngandika Antok anyar brumur 24 taun. Isih enom, aku panginten. Tanpa dikandhani kaping pindho kita padha kesusu ing. "Kenalin Ing, iku Ms. Lina, kenalan ... kang paling apik, sampeyan ngerti," ngandika karo eseman aneh. "Andi", aku ngandika, ngenalke awake nalika nyoba kanggo menehi eseman minangka loropaken minangka bisa. "Lina", ngandika. Tangan Ms. Lina Ko - Ko Gamelan. Kula atine wiwit Saya mbayangin apa yen iku tangan minangka Gamelan stroking Otong. "Temen sekolah kang Antok Sapa?", Dheweke takon, interrupting pikirane. "Uh, baseball tenan kantun, kita ketemu nalika piyambakipun dados Porter ing pasar.", Aku ngandika, nyoba kanggo guyon. Pok! Antok tangan ndharat wonten ing sirah kawula "wrote Delicious! Ing kuli sing padha!", Gusti Yesus banjur ngandika angrily. "Panjenenganipun he ... ..", aku medal. "Wis, wis ... ayo kang njagong mudhun," ngandika Ms. Lina karo ngguyu. Kita banjur lungguh ing dhingklik kamar tamu mewah. "Ngarep ya?", Aku takon swapped stale. ". Oh, enggak ... rent Rent omah karo kanca padha - kanca. Liyane nyaman yen nyewa house", ngandika. "Lonely Ungu ya?" Aku takon maneh. ". Ya, mulangi ing 'Primagama Ya kahanan ginilah, ing siji supaya omah Paling -. Paling sing ngarep sangang jam mengko, Er, ya sedhela, Ms.Hasan_Rockarawk ngombe.". Cepet mengko Ms. Lina ngetik menyang. "Uh, ... Ing, aku lunga rokok sedhelo Sapa Sampeyan kene dhisik, ing mung limalas menit aku iki musna", ngandika Antok teka - teka. "Iku baseball tuku kabeh ing werna?!", Aku ngandika. "Lali sedhela !, Sapa?", Gusti Yesus banjur ngandika ngeloyor lunga. Sedhela ngandika, ... aku ngerti iki arep dawa ical, amarga Antok perokok fanatical padha account Manalapan. Yen baseball iku account sing wong durung pengin. Lan account biasane mung didol ing toko - toko amba kaya supermarket. Menapa malih, sak trip kene ora katon supermarket, supaya temtunipun musna dangu. Mesem - samara-samar krungu motor Antok ninggalake kula piyambak. Ah, neraka, .... Go wrote sing dawa, supaya kula cara free - cara utawa Ms. Lina, aku panginten. "Apa, endi Ashley" pitakone Ms. Lina sing teka - dumadakan muncul, mbeta rong kaca tingal ice tea iced teh alias. "Go ya, pindhah rokok" aku mangsuli alon-alon. "Nggoleki, .... tahap pisanan Ayo .." wangsulane Ms. Lina "Ana mung sing, papa ora sampeyan?". "Ma tresna ya ... .. benernya pengin susu tho, nanging .... Ora papa deh ..", Aku ngandika setengah jokingly setengah ora becik. "Basic ..", ngandika Ms. Lina, esem sweetly. Ms. Lina lungguh ngelawan kula. Nalika lungguh kaget kula amarga kang nguripake metu ora nggunakake cd. Sampeyan bisa katon minangka Ms. Lina jog ora apik. Sikil Gamelan Luwih mbukak. Saka ngendi aku njagong iku baseball supaya ketok nanging aku yakin yen wong ora nggunakake cd amarga rok iki temenan ora katon Piece saka kainpun. Nalika ngombé Aku katahan ngisor Labak Ms. Lina. Katon kaya Ms. Lina baseball weruh iki amarga sandi mata kaca tingal Luwih ketutup kang dianakaké. Ngerti yen ana kuwi apik Otong miwiti akting. Ing Otong miwiti tangi munggah, iku ndadekake kula isin nyoba kanggo ndhelikake sikap Otong. "Sampeyan ngerokok baseball, Di" pitakone Ms. Lina kejut kula "Eng ... Nah ya ..", aku mangsuli haltingly -.. Bata "Ms. Lina ngerokok baseball?" Aku takon maneh. "Uh ... ora, Ms. seneng cerutu nyedot", Paring wangsulane Gusti Yesus kaya-kaya mischievous. Bilai, wektu iki Otong Ko - Ko ora bisa diundang kalem maneh, Otong spontan protruding konco sandi celonone. Header konco celonone kaget. "Uh, ... ya ... bisa nyilih jedhing", aku takon, rada panicked. Ketoke Ms. Lina bisa ndeleng Otong nyembulnya iki. Ketoke kang ana sethitik kaget uga. "Ya, ... mlebu wrote .... Silence koq, sapa-sapa sing paling -. Sing Sampeyan ndhisiki wrote, Myspace jedhing ing sisih kiwa." Ms. Lina mangsuli. Nyoba kanggo nutupi munggah ing urutan Otong kanggo njaga decorum, aku kesusu menyang jedhing kanggo nyetel lokasi Otong. Jedhing punika wiyar banget. Perbotannya lengkap lan mewah. Ing pojok tengen ana bathtubs medium-ukuran, padusan jejere iku ana, lan liya-liyane sing putih supaya kabeh iku resik. Langsung nutup lawang jedhing. Cepet-cepet aku unbuttoned sandi celonone lan nyekel ing Otong. Ing Otong wektu iki Ko - Ko wangkal. Lemak long iku wis hard kabeh raos, wis takon shaken mikir. Sadurunge aku mbenerin ing Otong teka - teka ing lawang jedhing dibukak. Bilai, aku ketoke kelalen kanggo ngunci lawang. Panikku ilang pangertèn saka owah-owahan rasa deg - wong wektu Widi sing muncul saka konco lawang iku Ms. Lina. Ing laser langsung Otong - ngalahaken ningali kahanan, kang mirsa apa acara bakal kelakon ing jejere. Saiki ora sengaja mati celonone supaya Ms. Lina bisa ndeleng cetha Otong. "Uh, .. nuwun sewu, ya mung arep nganterin sinetron ....", Said - ngandika Ms. Lina mandegake. Dheweke tutuk ambruk mbukak lan mripate bulging ndeleng Otong. Mandan dawa ing kita glued. Banjur alon - tangan Otong tanah wiwit ngacak alon-alon. Ms. Lina tetep bisu nalika merhatiin aku lakuin. "Mangga dong kabeh sabunin Otong, ya ... ..", kula diundang pangarep-arep. Ms. Lina kapandeng ing mangu. Kuhampirinya alon-alon. Aku ditarik dheweke tangan lan nggawa menyang otongku. Nyekeli Otong ragu-ragu. Banjur alon-alon piyambakipun wiwit ngacak ing fluctuate Otong. Fantasi nerangake bener kanggo tangan alus shaken. "So Good Ing?", Dheweke takon lirih lustful. "Ahh ..." Ms. éca ... .uh ... ". Tanpa makarya tangan wiwit ngisin dodo plump." Ssshh .., ahh ... ora ... "Ms. Lina whimpered easement. Ora Aku digatèkaké apa ngandika, tangan wiwit grope dheweke dodo. Ms. Lina njupuk aroused tangan wiwit kanggo akselerasi gosokannya irama. Rauh tangan cannibalize tombol klambi lan kotang. Sasampunipun dheweke sugih lan kotang ambruk menyang lantai, susu Ms. Lina bisa katon cetha. Solid kabeh putih lan Gamelan karo Jambon penthil. penthil padha abuh ngarep nuduhake Ms. Lina dodo pointy Langsung squeezed susu kang kiwa nalika corak tangan tengen -.. twisting lan narik pentil dheweke tengen "Ah ......" Ms. Lina njupuk moaning easement Aku dianakaké sandi sirah kanggo kang dodo, kang nyedhot sandi -. nyedhot pentil dheweke tengen Ms. Lina njupuk menggelinjang. . tangan tengenku miwiti obah mudhun, stroking - ngalangi stroked dheweke padharan Ms. Lina liyane aroused kang cepet ditarik mudhun sandi jins lan cd The langsung Otong tancep metu nuduhake kabeh formulir... Ms. Lina Mata ora bisa dipisahake - release saka Otong. Tangané wiwit stroking woh pelirku karo tangan liyane kang nalika mbebayakake tambah akeh hard kanggo ngacak ing Otong. Iku ngrasa tangan gesekan supaya deliciously karo Otong. Delicious roso kanggo kabèh urat ing sandi syaraf supaya tanpa sadhar sandi awak wiwit gumeter easement. Gerakane tangan kaloro cepet venturing menyang pus Ms. Lina. Kanthi tangan siji aku angkat tangan munggah rok dheweke nalika wong wiwit nggoleki tuwa. Dadi metu iku bener Ms. Lina ora nyandhang cd, bisa gampang nemokake ing bagéan saka pus clitoris. Ms. Lina ketoke wis dipun cukur jembutnya amarga sandi tangan ora nemokake rambutpun Piece ana lan aku aran pus lunyu lan resik. Model pus kaya iki sing nggawe kula aroused gedhe. Aku kabuka pus belahan langit sisih. "Ah ... ... Enaaak ..." Ms. Lina twitched easement aku alon-alon samubarang kang angel dheweke clitoris. Aku diuripake - urutan ibujariku nalika dheweke clitoris karo driji tengah Miwiti kanggo njaluk menyang rut sing senggamanya wis direndhem. Dumugi -Arrived Ms. Lina ditarik sandi tangan, tanpa ngucap apa aku - apa mbengkongaken lan otongku mbebayakake sijine ing tutuk. Kang dipercoyo rasa apik ing kabeh. Ms. Lina basa muter - muter ing sensitifku nalika ngisep tutuk bali lan kasebut ndadekake kula edan. Tangan remet - remet susu lan bokong karo kuwat, kuwat saka kang dipercoyo. "Mmmmmmm ... ..", Ms. Lina ngeluh easement. A detik mengko iku rasa apik ora bisa ngadeg iku maneh. "Ahhh ... ya, aku arep ya climax ... .uh ... ..". Ms. Lina ora njawab, mung nyepetake gerakan saka tutuk lan ilat. Ora bisa ngadeg iku maneh, sperma metu karo swift. Dadi akeh sing metu nganti - nganti sperma netes metu saka dheweke tutuk. Sawise 6 7 kaping semprotan, aku easement limp. Ms. Lina ngerti yen aku iki wareg, kang wiwit kanggo loosen ing kang dipercoyo, lan banjur ngeculake Otong kang tutuk. Ms. Lina mesem mischievously, ketoke kang wus swallowed kabeh sperma, déné tepak sperma sing wis oncat saka tutuk dripped dhateng dheweke dodo. Sanajan wis ngrambah climax, ing Otong isih ora pengin ngeculke banget. Otong ngerti kahanan sing ketoke kanggo tantangan, Ms Lina Good news rauh bali ing tumindak. Dibelakanginya kula. Panjenengané banjur nungkulaké, ing lorotkannya rok putih, nuduhake pus saka konco. Edan, becik Ko wangun, aku panginten. Clean Jambon pus lunyu. Amarga ora ana siji rambute sing dijamin iku, cetha bisa ndeleng kabeh kurva saka dheweke pus. Pus drenched karo chapped lambé padha tantangan. Ana sing ora dadi kesempatan ora kejawab kasebut kanggo ngerasain pus cah wadon iki. Aku squeezed pus saka konco, kugesek clitoris karo kabeh driji - driji. Aku samubarang kang angel - samubarang kang angel dheweke clitoris cepet. "Diqqet ... Cepet-cepet Ing ... cepet ketik kontolmu ... aku wis ora terus ... .. digital", Ms. Lina nyuwun. Banjur driji indeks lan lambé pus driji tengah dibukak. Ing Otong ora strings ditempelake langsung kuhujamkan keliang pus wis mbukak. "Ahhh ...", Ms. Lina nggresah easement amarga Otong Ko - Ko Menuh - Menuhin pus saka njero. Kanthi kaping pirang-pirang insistence, ing Otong di-push macet kanggo burrow dheweke abang. Pus Ms. Lina Ko - Ko seret rasa. Dadi sing apik seret anget ngerasain pus udan. Wektu iki aku dipindhah sandi hips bali lan kasebut vigorously, Ms. Lina ketoke kanggo tresna iku. "Terusss ... ahh .... Luwih cepet ... luwih cepet .... Ahhh ...." Ms. Lina tangan kiwa wiwit gesek - samubarang kang angel dheweke clitoris dhewe diganti tangan. Kupercepat gerakan munggah nganti sampeyan krungu gesekan Otong karo pus Ms. Lina. Aku dianakaké Ms. Lina bangkekan nganggo tangan loro kanggo Otong metu. Ms. Lina ora arep tetep bisu, kang nguripake - Rolling dheweke hips kenceng. Sakcepete sesampunipun Ms. Lina wiwit menggelinjang, flounder - flutter groaning easement. Kurang saka limang detik mengko awak stiffened. Nguwuh easement Ms. Lina climax. Aku rumangsa throbbing pus massaged - genijalac ing Otong karo keruwetan. Kahanan iki ndadekake Otong mutahke kanggo wektu liyane. We loro moaned easement. ... Wayahe mengko kita colapse ing porselin putih lantai jedhing iku. We loro gasped - panting, AMBEGAN pesawat sing bisa lali yen kita loro wis kelangan. Ms. Lina hugged saka konco. Aku nggawa sandi lambé ketelinganya. "Matur ya ya", aku whispered karo hoarse sethitik. "Ah, ya matur nuwun", dheweke mesem sweetly. Aku Kiss gulu dheweke alon-alon, banjur alon - tanah kuping kujilati whimpering kanggo nggodho Ms. Lina maneh. Ing Otong isih Ngaceng, arep takon maneh. Aku masang Otong kanggo dheweke bokong, alon-alon kugesek - grit. Kula tangan banjur bisa maneh. Aku nelik ing pus tambah akeh udan. Sperma nyawiji metu saka dheweke udan lan pupu. Aku diputer ing Cairan putih. Clitoris dheweke wiwit limp bali stiffened. Kula tangan wiwit munggah menyang ndhuwur, remet - remet dheweke dodo sing kandhel. Ing - ing kawitan alon-alon lan banjur hardened lan atos. Ms. Lina whimpered easement. Bokong Plump wiwit samubarang kang angel - samubarang kang angel iku menyang mburi supaya bisa demok Otong. Ora kanggo metokake maneh aku sijine Otong pus saka konco. Ms. Lina Kutindih awak. Ms. lina sing ing posisi rawan lan ana ing sangisoré ora bisa nindakake akeh. Ing sikil rentangkannya Gamelan lan tingkat iku kanggo nggampangake entri Otong. Kanthi tangan sing terus remet - remet lan corak - twisting susu lan pentil pumping Ms. Lina aku banget eagerly. "Oh ... dadi apik ing, ya seneng ing posisi iki ....", Gusti Yesus banjur ngandika ambegan - ambegan. Aku Kiss gulu dheweke karo mbebayakake. Ms. Lina mung bisa flounder easement. Sakcepete sesampunipun Ms. Lina climax kanggo wektu liyane. Preduli saka Ms. Lina sing terus convulse ing Otong kupercepat ayunan. Swara diprodhuksi saka kacepetan lan pus udan Ms. Lina kula luwih semangat. Kanggo dangu Ms. Lina twitched easement nganti pungkasanipun aku teka metu uga. Times iniku semprotan sperma menyang dheweke bokong. Amarga aku wis kaping telu puncak, ora minangka akeh lan semprotan banyu kapisan lan kapindho, nanging iku cukup kanggo udan bokong ya lina sing ngrangsang iku. Akhire aku colapse maneh marang Ms. Lina. "Edan, Ms. nganti kaping lima - uga ngerti ...", ngandika Ms. Lina ngrusak. "Sapa ... Five kaping kasuksesan -? Uga Crazy .... Temtunipun Ko ngrasa apik ...", aku ngandika karo meri. Ms. Lina mung ngguyu ngrusak. "Matur ya Di ... .. 'wis digawe easement ya .... Nganti kaping enem, sampeyan ngerti ... ..", ngandika Ms. Lina minangka dheweke nguripake watara. Aku tak munggah lan mung mesem. Panjenenganipun ... kang .... Iki ora carane, aku bisa nggawe ya puluh - puluh kaping climax, aku panginten.